Ambisi Kim Jong Un Bikin Kapal Perusak Berbobot 5.000 Ton

8 hours ago 2

CNN Indonesia

Selasa, 22 Jul 2025 19:04 WIB

Kim Jong Un berencana tambah armada kapal perusak seberat 5.000 ton untuk Angkatan Laut Korut. Korut berencana tambah kapal perusak berbobot 5.000 ton. Foto: AFP/STR

Jakarta, CNN Indonesia --

Kim Jong Un berencana membangun kapal perusak tambahan berbobot 5.000 ton, untuk Angkatan Laut Korea Utara

Dilansir dari Channel NewsAsia, rencana ini diumumkan media pemerintah KCNA pada Selasa (22/7), menyusul peluncuran dua kapal serupa sepanjang tahun ini.

Kim Jong Un sebelumnya telah menyatakan kemauan kerasnya untuk memperkuat kemampuan maritim negaranya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada April lalu, ia memimpin langsung peluncuran kapal perusak kelas 5.000 ton pertama bernama Choe Hyon.

Militer Korea Selatan curiga bahwa kapal tersebut mungkin dikembangkan dengan bantuan Rusia, diduga sebagai imbalan atas pengiriman ribuan tentara Korut untuk membantu Moskow dalam perang di Ukraina.

Pada Mei, Kim juga memimpin peluncuran kapal perusak kedua bernama Kang Kon. Namun, peluncuran itu dilaporkan gagal. Kapal tersebut kemudian diperbaiki dan kembali diluncurkan pada Juni.

Kini Kim Jong Un berambisi menyelesaikan pembangunan kapal baru yang diberi nama Choe Hyon-class Destroyer No. 3, sebelum 10 Oktober 2026.

Tanggal tersebut bertepatan dengan hari jadi Partai Buruh Korea yang berkuasa di Korut.

KCNA menyebut kapal baru ini sebagai "kapal perang kuat rancangan sendiri" dan menjadi bagian dari rencana besar Kim Jong Un untuk membangun kekuatan militer tangguh serta mempertahankan kedaulatan maritim Korea Utara.

Manajer galangan kapal Nampho tempat kapal itu akan dibangun, menyerukan seluruh pekerja untuk menyelesaikan proyek sesuai deadline demi menegakkan rencana partai membangun kekuatan militer dan membela kepentingan nasional.

Sementara itu, di Korea Selatan, Presiden baru Lee Jae-myung yang terpilih bulan lalu dalam pemilu kilat, berjanji mengambil pendekatan lebih lembut terhadap Korut.

Hal ini berbeda dengan pendahulunya yang bersikap lebih keras, Yoon Suk Yeol, yang telah dimakzulkan.

Pemerintah Lee telah menghentikan siaran propaganda lewat pengeras suara di perbatasan, yang sebelumnya digelar sebagai balasan atas balon sampah yang dikirim Korut ke arah selatan.

Sebagai tanggapan, Pyongyang juga menghentikan siaran propagandanya yang berisi suara-suara aneh ke arah Selatan.

(zdm/dna/bac)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial