Wawalkot Depok Cek Tangki 10 Juta Liter yang Miring, Disambut Demo Warga

2 days ago 7

Depok -

Wakil Wali Kota (Wawalkot) Depok, Chandra Rahmansyah, mendatangi lokasi tangki air kapasitas 10 juta liter di Kecamatan Pancoran Mas. Chandra datang saat sejumlah warga demonstrasi menolak keberadaan water tank tersebut.

Dari video yang diterima detikcom, terlihat warga menyampaikan aspirasi menolak keberadaan water tank begitu Chandra mendatangi mereka. Chandra mendengarkan aspirasi yang disampaikan warga RW 26, Mekarjaya, Pancoran Mas.

"Tolak, tolak water tank! Tolak water tank! Warga Pesona menyatakan tolak water tank," ucap warga kompak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chandra disambut seorang pria perwakilan warga. Pria tersebut terlihat menyodorkan selembar kertas yang berisi pernyataan sikap warga yang menolak keberadaan water tank.

Warga menolak water tank tersebut karena berada dekat dengan permukiman. Selain itu, water tank juga diduga dalam kondisi miring.

Wawalkot Depok, Chandra Rahmansyah, mendatangi lokasi tangki air kapasitas 10 juta liter di Kecamatan Pancoran Mas yang keberadaannya ditolak warga. (dok Istimewa)Warga menolak water tank tersebut karena berada dekat dengan permukiman. Selain itu, water tank juga diduga dalam kondisi miring. (dok Istimewa)

"Makanya saya pengen lihat dulu. Kan saya belum pernah lihat juga ke dalam," kata Chandra.

"Tolong lah Pak, demi keselamatan nyawa kami, Pak. Ini miring water tank, Pak," timpal warga.

Warga mengatakan keberadaan water tank ini sudah ditolak warga sejak rencana pembangunan. Warga menyebut pembangunan water tank tersebut tidak berizin dan tidak mempertimbangkan aspirasi serta keselamatan warga.

"(Dari) Izin belum ada, pembangunan jalan terus!" ucap seorang pria warga setempat.

Chandra mengatakan kedatangannya kali ini didampingi pejabat terkait di Pemkot Depok. Dia memperkenalkan Kepala Dinas Rumkim, Kepala Bappeda Depok, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Perizinan, hingga Camat Pancoran Mas dan Lurah Mekarjaya.

Wawalkot Depok, Chandra Rahmansyah, mendatangi lokasi tangki air kapasitas 10 juta liter di Kecamatan Pancoran Mas yang keberadaannya ditolak warga. (dok Istimewa)Wawalkot Depok, Chandra Rahmansyah, sempat berdialog dengan warga yang menolak keberadaan tangki air kapasitas 10 juta liter di Kecamatan Pancoran Mas (dok Istimewa)

Saat mendengar keberadaan Camat Pancoran Mas dan Lurah Mekarjaya, warga langsung riuh. Mereka memprotes karena merasa tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan hingga penandatanganan izin pembangunan water tank di dekat permukiman mereka.

"Ayo jangan gampang-gampang tanda tangan Pak Camat, Bu Lurah dan semua aparat. Mana buktinya?" ujar seorang warga.

"Bapak-ibu yang bertanda tangan tidak tinggal di sini, kita yang tinggal di belakang. Kalau ada sesuatu, yang mati kita. Kita sangat tidak setuju pejabat-pejabat Depok menanda tangan dengan gampang," tambah ibu-ibu warga lainnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Chandra lalu bertanya ke warga soal pihak yang bertanda tangan terkait izin pendirian water tank. Warga menyebut ketua RW tersebut tidak punya legitimasi.

"Tapi dulu kan katanya sudah ditanda tangan sama RW?" tanya Chandra.

"Nggak ada itu. Pak RW-nya SK-nya juga nggak ada jadi nggak sah. Selama ini RW 26 tidak ada SK-nya, silakan dicek," jawab warga.

Chandra lalu mengajak warga untuk sama-sama mengecek kondisi water tank yang disebut miring. Dia mempersilakan warga untuk ikut mengecek bersama.

Wawalkot Depok, Chandra Rahmansyah, mendatangi lokasi tangki air kapasitas 10 juta liter di Kecamatan Pancoran Mas yang keberadaannya ditolak warga. (dok Istimewa)Warga ingin tangki air kapasitas 10 juta liter di Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Pancoran Mas untuk direlokasi ke tempat yang jauh dari permukiman (dok Istimewa)

Warga Resah Water Tank 10 Juta Liter Air Miring

Warga di RW 26, Mekarjaya, Perumahan Pesona Depok Estate II, Depok menolak keberadaan tangki air berkapasitas 10 juta liter di dekat tempat tinggal mereka. Warga mengaku takut keberadaan tanki itu membahayakan.

Perwakilan warga RW 26, Didik J Rachbini, mengatakan penolakan warga sudah terjadi sejak tahun 2020. Dia mengatakan keberadaan tangki air berkapasitas 10 juta liter itu dapat membahayakan warga.

"Warga terdampak tetap ingin bangunan water tank 10 juta liter air di relokasi. Proyek ini diperkirakan menghabiskan dana setengah triliun rupiah dan ada indikasi kuat korupsi pemerintahan sebelumnya. Tetapi setelah 4 tahun vakum karena ditolak warga, proyek ini akan dilakukan lagi dengan kondisi bangunan sudah semakin miring," ujar Didik dalam keterangan tertulis, Selasa (11/3).

Didik mengatakan ada analisis teknis dari Universitas Indonesia (UI) yang menemukan banyak cacat serius pada desain, jenis tanah dan konstruksi tangki air itu. Dia menyebut analisis itu menemukan pekerjaan perkuatan struktur terhadap water tank wajib melibatkan warga terdampak untuk keamanan, kenyamanan dan keselamatan warga terdampak.

"Adapun cacat teknis yang di analisa oleh Lemtek UI yang akhirnya berimbas kerugian kepada warga terdampak dari watertank tersebut yang mulai berdiri di tahun 2022 menyebabkan tanah longsor, banjir lumpur ke kompleks kami dan beberapa rumah," ujarnya.

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial