Sirkulasi Atlantik Diperkirakan Melemah Drastis, Apa Dampaknya?

8 hours ago 3

Jakarta -

Berdasarkan sebuah studi terbaru, The Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) atau Sirkulasi Terbalik Meridian Atlantik diperkirakan akan melemah hingga lebih dari 80 persen. Kabar baiknya, AMOC yang mencakup Gulf Stream atau Arus Teluk, tampak lebih stabil daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Kabar buruknya, AMOC akan melemah secara signifikan pada akhir abad ini, menurut penelitian tersebut. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) juga menilai pelemahan Sirkulasi Terbalik Atlantik sangat mungkin terjadi di abad ini.

AMOC adalah sistem arus laut utama di Samudra Atlantik, baik di permukaan maupun di kedalaman, dan berperan penting dalam sistem iklim. Sirkulasi ini sangat dipengaruhi oleh perubahan cuaca, suhu, dan salinitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan perhitungan model dalam studi tersebut, sirkulasi AMOC diperkirakan tidak akan sepenuhnya kolaps bahkan dalam kondisi iklim ekstrem. Masih menurut studi itu, hal ini mungkin terjadi karena adanya pengaruh gerakan arus di lautan bagian lain yang menjadi penyeimbang.

Bahkan, apabila sirkulasi ini tidak sepenuhnya kolaps, pelemahan ini akan berdampak signifikan pada iklim dunia dan distribusi curah hujan global. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu, utamanya di Eropa.

Menurut Badan Lingkungan Federal Jerman, suhu rata-rata diperkirakan akan turun lebih dari tiga derajat per dekade, dan di Eropa utara sebanyak 5 hingga 15 derajat Celsius per dekade.

AMOC memengaruhi iklim sedang di sebagian Eropa

AMOC adalah bagian dari sirkulasi laut global. Selama ini, energi dipertukarkan antara lautan di dunia melalui aliran massa air. Sistem ini disebut ocean conveyor belt. Di Samudra Atlantik, air permukaan dengan suhu hangat dari Teluk Meksiko diangkut sepanjang pantai timur Amerika utara menuju Atlantik utara.

Dalam perjalanan ke utara, air laut mendingin dan salinitas atau kadar garam dalam air laut relatif meningkat karena terjadi penguapan. Air laut yang lebih dingin dan asin tenggelam ke kedalaman di berbagai titik di sekitar Greenland dan mengalir ke lintang yang lebih rendah sebagai air laut dalam. Arus ini bertanggung jawab atas terjadinya iklim sedang di Eropa barat dan tengah serta sebagian Eropa utara.

Seberapa stabil AMOC saat ini?

Untuk studi pemodelan saat ini, para peneliti mensimulasikan perkembangan sirkulasi AMOC hingga akhir abad ini dalam kondisi ekstrem, juga termasuk peningkatan empat kali lipat tingkat CO atmosfer dan masuknya air lelehan es dalam jumlah besar ke lautan. Samudra di Bumi bagian selatan, termasuk Samudra India, juga diperhitungkan dalam penelitian ini.

Pada semua uji coba, sirkulasi AMOC melemah secara signifikan, tetapi tidak sepenuhnya kolaps. Keruntuhan total AMOC dalam simulasi itu dapat dicegah oleh naiknya air dalam dari Atlantik utara ke samudra di belahan selatan yang didorong oleh angin. Hasil studi pemodelan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.

AMOC diprediksi melemah 80%, apa dampaknya?

Pendekatan pemodelan penelitian ini secara umum dipandang positif oleh para ahli. Mereka juga menganggap perspektif global dan pertimbangan pergerakan kompensasi di lautan lain sebagai pendekatan yang berguna untuk menilai kemungkinan keruntuhan atau kolapsnya AMOC.

Bagi Prof. Dr. Jochem Marotzke, Direktur Departemen Penelitian Variabilitas Iklim di Institut Meteorologi Max Planck di Hamburg, penelitian tersebut "merupakan kontras yang disambut baik terhadap laporan bencana terkait AMOC yang sering kali dinilai tidak rumit."

Stefan Rahmstorf, profesor fisika kelautan di Universitas Potsdam, punya pandangan berbeda. Menurutnya, studi baru ini "tidak mengubah penilaian risiko dan dampak perubahan AMOC di masa mendatang sebagai respons terhadap pemanasan global yang disebabkan manusia."

"Bahkan tanpa kolaps, sirkulasi AMOC dapat melemah lebih dari 80 persen, yang akan menimbulkan konsekuensi menghancurkan di tingkat global dan dapat menyebabkan pendinginan di Eropa, perubahan pola presipitasi tropis dan, yang terpenting, pergeseran sistem monsun di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia," kata Prof. Dr. Niklas Boers dari Institut Penelitian Dampak Iklim Potsdam (PIK).

"Sekalipun studi pemodelan tidak menunjukkan keruntuhan total melainkan pelemahan signifikan AMOC, skenario yang diprediksi bisa sangat drastis," kata Dr. Jens Terhaar, ilmuwan senior di Departemen Fisika Iklim dan Lingkungan di Universitas Bern.

"Keduanya akan menimbulkan konsekuensi ekstrem dan segala upaya harus dilakukan untuk menghindarinya." Menurut Terhaar, pemanasan global akibat ulah manusia harus dihentikan. "Hanya ketika suhu stabil, AMOC dalam pemodelan akan kembali ke kekuatan semula."

Sumber:

Continued Atlantic overturning circulation even under climate extremes.

Nature. DOI: 10.1038/s41586-024-08544-0

Physics-based early warning signal shows that AMOC is on tipping course

https://www.science.org/doi/10.1126/sciadv.adk1189

Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

(haf/haf)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial