Makin Banyak Anak Muda Rusia Gabung Kelompok Neo-Nazi, Apa Pemicunya?

6 hours ago 2

Jakarta -

Akhir tahun lalu, di Kota Kostroma, Rusia, seorang remaja ditembak pada bagian wajah dengan pistol suar (flare gun) dalam perjalanan pulang dari pemutaran film mengenai aktivis sayap kiri.

Serangan ini diduga dilakukan oleh anggota kelompok Neo-Nazi lokal yang menyebut diri mereka sebagai Made With Hate (Dibuat dengan Kebencian).

Kekerasan dan aksi bermotif politik ini menandai tren yang sedang bertumbuh di Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski Kremlin berulang kali menegaskan bahwa invasi ke Ukraina merupakan pertarungan melawan "Nazi," di Rusia sendiri kekerasan yang dilakukan Neo-Nazi bertumbuh pesat.

Menurut Sova Center, organisasi di Moskow yang memantau kejahatan kebencian (hate crimes), serangan kelompok ekstrem kanan di Rusia meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Tren ini mengemuka setelah penurunan angka kejahatan sepanjang 10 tahun terakhir. Kebanyakan pelaku berusia kurang dari 16 tahun.

Dokter tidak bisa menyelamatkan mata Yaroslav setelah seranganAntifa.ruDokter tidak bisa menyelamatkan mata Yaroslav setelah serangan.

Gelombang ekstremisme baru ini berakar pada tahun 1990-an dan awal 2000-an. Namun, tingkat kebrutalan dan aksi pembunuhan belum mencapai taraf paling ekstrem tatkala Uni Soviet runtuh. Saat itu, ratusan serangan terjadi setiap tahun.

Waktu itu, kekerasan dipicu oleh penyebaran literatur ekstrem melalui jalur bawah tanah.

Kini, banyak anak muda Rusia menemukan dan menyebarkan ideologi ekstrem kanan di ruang digital melalui platform media sosial seperti Telegram dan TikTok, yang sering kali sulit dijangkau oleh pihak keamanan.

Grafiti dalam bentuk swastika

Di Kostroma, kota yang dihuni sekira 264.000 orang dekat Sungai Volga di bagian barat Rusia, sekelompok remaja memulai komunikasi melalui aplikasi Telegram pada awal 2024.

Sebelumnya, perbincangan di kelompok ini berfokus pada pengaturan perjalanan untuk menonton sepakbola atau pertemuan biasa.

Tapi kelompok lalu ini mulai berkoordinasi membuat grafiti dengan lambang swastika dan simbol-simbol ekstrem kanan di seluruh kota, kata seorang mantan anggotanya, Anton, kepada BBC. Anton bukan nama sebenarnya, saat itu berusia 17 tahun.

Remaja-remaja ini menyebut kelompoknya sebagai Made with Hate.

Pada musim panas tahun lalu, mereka mulai melakukan kekerasan fisik.

"Mereka berkumpul dan semuanya akan mengeroyok seseorang," tutur Anton, yang mengatakan kepada BBC bahwa dia meninggalkan kelompok tersebut pada Oktober tahun lalu setelah menyadari pandangannya tidak sesuai dengan anggota kelompok yang lain.

"Mereka keluyuran, mencari para pecandu obat-obatan dan alkohol, dan mereka menyerang para pecandu ini. Mereka selalu memburu orang-orang dari gerakan kiri," tambahnya.

Sebuah ilustrasi graffiti dengan bacaan BBCSebuah ilustrasi grafiti dengan bacaan "Damai untuk Ukraina dan kebebasan untuk Rusia".

Rangkaian serangan ini seringkali direkam dan diunggah di kanal Telegram, yang anggotanya meningkat dengan cepat.

Mereka tidak cuma datang dari Kostroma, tapi juga dari kota-kota lainnya di Rusia. Dalam beberapa kasus, menurut Anton, anggota kelompok itu datang dari Ukraina dan Polandia.

Serangan

Korban penyerangan di pintu keluar bioskop itu adalah Yaroslav (bukan nama sebenarnya), remaja berusia 17 tahun yang pindah dari Moskow ke Kostroma untuk mempelajari teknik membuat perhiasan.

Pada November 2024, dia dan temannya pergi menonton film dokumenter mengenai pembunuhan aktivis antifasis Ivan Khutorskoy. Acara ini diselenggarakan untuk memperingati 15 tahun kematian Khutorskoy setelah dibunuh kelompok Neo-Nazi.

Ketika Yaroslav pulang, dia didekati oleh sembilan orang yang bertanya mengenai pandangan politiknya, menurut Antifa.ru, kanal Telegram gerakan antifasis di Rusia.

Mereka mencabut pistol suar dan Yaroslav ditembak pada bagian wajah.

Para penyerangnya kabur, tapi dokter di rumah sakit terdekat tidak dapat menyelamatkan matanya. Yaroslav terpaksa menghentikan studinya dan kembali tinggal bersama orang tuanya di dekat Moskow. Dia menolak berbicara dengan BBC.

Dua hari setelah insiden itu, tersangka, yang juga berusia 17 tahun, ditangkap dan kini menghadapi ancaman hukuman penjara selama lebih dari satu dekade atas tuduhan hooliganisme dan menyebabkan luka serius menggunakan senjata.

Menurut Anton, remaja pelaku tersebut adalah anggota dari kelompok Made with Hate.

Remaja lainnya juga ditangkap terkait dengan penyerangan tersebut. Anton mengatakan tersangka adalah figur pemimpin di geng Neo-Nazi.

Kedua tersangka masih ditahan.

Nostalgia dengan aksi brutal

Kebangkitan kelompok-kelompok neo-Nazi di Rusia, menurut Vera Alperovitch, seorang periset di Sova Center, adalah upaya membangkitkan "tradisi dan segala tipe kekerasan yang sudah dibentuk sejak 2000-an."

Serangan yang dilakukan memiliki kemiripan dengan aksi geng neo-Nazi beberapa dekade lalu. Contohnya, anggota geng mengatur penyerangan terhadap orang-orang yang mereka yakini gay, mereka yang dilabeli sebagai "pedofil", "pecandu narkoba", dan tunawisma.

Beberapa pakar mengatakan bahwa gerakan ekstremis di Rusia saat ini belum memiliki garis ideologis yang sama seperti pada tahun 2000-an.BBCBeberapa pakar mengatakan bahwa gerakan ekstremis di Rusia saat ini belum memiliki garis ideologis yang sama seperti pada tahun 2000-an.

Mereka juga melakukan apa yang disebut sebagai gerbong putih atau "white cars", istilah yang digunakan untuk merujuk pada serangan terkoordinasi terhadap penumpang kereta.

Beberapa ahli berpendapat bahwa ideologi gerakan ekstremis di Rusia saat ini belum mengakar secara kuat seperti yang terjadi pada tahun 2000-an.

Menurut Alperovitch, aksi kelompok itu dilandasi kebutuhan menarik perhatian daripada ideologi. "Haus akan ketenaran kini memainkan peran yang lebih besar dari sebelumnya."

Bedanya dengan kalangan ekstrem kanan pada 2000-an, katanya, gerakan tersebut didorong oleh ideologi neo-Nazi. "Mereka adalah orang-orang cerdas yang membaca literatur neo-Nazi dan menerbitkan majalah mereka sendiri," kata Alperovitch.

Kekerasan yang terjadi kemudian menjadi masalah serius di Rusia lantaran muncul ratusan kejahatan rasial setiap tahun.

Pada awal 2010-an, gerakan neo-Nazi di Rusia berhasil dibongkar dengan bantuan aparat penegak hukum. Banyak tokoh utamanya dijatuhi hukuman penjara yang panjang.

Kini aktivitas kelompok skinhead Nazi di Rusia bangkit kembali, tapi subkultur ini masih dalam tahap awal dan belum matang secara politik dan ideologi, menurut Alperovitch.

"Mereka bukan pejuang ideologis seperti dulu. Putin, perang, Amerika Serikat... semuanya terlalu rumit buat mereka," kata Alperovitch kepada BBC.

"(Yang ada hanyalah gagasan bahwa) ada migran, kita harus memukuli mereka dan membuat video."

Rusia mengklaim bahwa perang di Ukraina adalah pertempuran melawan Nazi, meskipun ideologi Nazi sedang bangkit di wilayah Rusia.ReutersRusia mengklaim bahwa perang di Ukraina adalah pertempuran melawan Nazi, meskipun ideologi Nazi sedang bangkit di wilayah Rusia.

Retorika antiasing dari pejabat Rusia dan media pemerintah menjadi inti dari lonjakan serangan baru-baru ini, serta "bias militeristik umum masyarakat Rusia," katanya.

"Dari waktu ke waktu kami mengetahui dari obrolan dan saluran ekstrem kanan bahwa kasus kriminal telah dibuka terhadap aktivis ini atau itu, atau bahkan terhadap sekelompok aktivis, dan bahwa mereka telah ditangkap," kata Alperovitch.

"Namun, aparat penegak hukum tidak mengumumkannya di media, tampaknya berusaha untuk tidak menarik perhatian pada fakta bahwa ada neo-Nazi di Rusia. Sementara itu, otoritas Rusia justru memberi tahu kita bahwa mereka hanya ada di Ukraina."

Perasaan terasing

Kebangkitan kekerasan kelompok ekstrem bukan hanya fenomena di Rusia.

Paul Jackson, seorang profesor di University of Northampton di Inggris, mengatakan bahwa platform yang tidak dimoderasi seperti Telegram telah memberikan "dinamika baru dan kuat" bagi kelompok sayap kanan ekstrem global.

"Kaum muda terkadang merasa kurang mendapat makna dalam masyarakat dan menemukan jawaban atas rasa frustrasi mereka dalam konten-konten kelompok ekstrem. Seringkali, dalam kasus pria muda, tema-tema hipermaskulinitas mendasari perasaan ini," kata Profesor Jackson.

Graham Macklin, seorang peneliti di University of Oslo, menunjukkan bahwa usia rata-rata pelaku penyerangan semakin menurun.

Kembali ke Kostroma, gerakan neo-Nazi terus berkembang meskipun ada kasus kriminal yang sedang berjalan.

"Setahun yang lalu ada 15 orang dalam gerakan sayap kanan, termasuk saya, dan sekarang mungkin ada 40 hingga 50 orang, kebanyakan dari mereka remaja," kata Anton.

Yegor, seorang aktivis antifasis dari Kostroma yang tidak ingin memberikan nama belakangnya, mengatakan bahwa bergabung dengan geng sayap kanan ekstrem semacam itu telah menjadi "modis dan keren."

"Mereka ingin menyesuaikan diri, menciptakan citra pria tangguh."

Pada April, Anton mendaftar jadi tentara Rusia dalam invasi skala penuh ke Ukraina. Namun ketika dia berbicara dengan BBC, alasannya untuk bergabung dengan militer Rusia tampak tidak jelas.

"Pada dasarnya, hanya karena ayah saya seorang tentara," katanya kepada BBC, menjelaskan bahwa mendiang ayahnya sebelumnya pernah bertugas di wilayah selatan Chechnya yang bergejolak, yang telah lama menjadi lokasi konflik separatis.

"Saya tidak mendaftar untuk membela ide-ide siapa pun," katanya. "Jika saya tidak membunuh mereka, mereka yang membunuh saya."

lnea grisBBC

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial