Kisah Gangsta Debbs, Kartel Narkoba Rp 1,7 T Dipimpin Nenek-nenek

9 hours ago 5

Jakarta -

Pada suatu pagi di bulan April 2023, para polisi yang menyamar menyaksikan seorang perempuan memasukkan sejumlah kotak ke dalam mobil sewaan di sebuah tempat parkir di dekat Pelabuhan Harwich di Essex, Inggris.

Pihak berwenang telah menerima informasi tentang mobil tersebut, yang berangkat dari Islington malam itu.

Mobil itu melaju menuju Ipswich saat perempuan itu menyerahkan tas cucian yang tampak berat kepada seorang pria tak dikenal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan itu tak tampak seperti seorang bandar narkoba. Pengacara yang membelanya mengatakan perempuan itu "tidak diragukan lagi dianggap sebagai seseorang yang tidak akan menarik perhatian".

Sosok perempuan tersebut adalah Deborah Mason, yang dikenal keluarganya sebagai Gangsta Debbs atau Queen Bee alias Ratu Lebah: seorang nenek sekaligus pemimpin keluarga pedagang narkoba yang beroperasi di Inggris bagian tenggara.

Mason merekrut keempat anaknya, saudara perempuannya, dan orang lain yang dekat dengan keluarganya untuk membantu memasok kokain ke seluruh Inggris.

Bisnis itu mendanai gaya hidup mewah Mason yang mencakup barang-barang desainer Gucci yang dibeli untuk kucingnya dan teko listrik mewah yang diproduksi perusahaan Italia, Bugatti, seharga Pound 192 (sekitar Rp4 juta).

Pada Jumat (18/07), perempuan berusia 65 tahun itu dijatuhi hukuman 20 tahun penjara di Pengadilan Woolwich atas tuduhan konspirasi untuk memasok narkoba Kelas A.

Anggota geng narkoba lainnya diganjar hukuman antara 10 dan 15 tahun untuk tuduhan yang sama.

Kepolisian Metropolitan di Inggris mengawasi Mason selama tujuh bulan setelah peristiwa di Harwich, saat ia dan geng narkobanya menjemput pasokan kokain dan narkoba golongan A di sejumlah pelabuhan, terutama Harwich, Folkestone dan Dover.

Polanya kerap kali sama. Paket-paket kokain yang dibungkus rapat akan dikumpulkan, dibagi-bagi ke dalam kantong-kantong belanja, lalu diantarkan ke orang berikutnya dalam jaringan tersebut.

Polisi menyaksikan geng tersebut menyelesaikan pengiriman di London selatan, Cardiff, Bristol, Sheffield, Rotherham, Manchester, Bradford, Southend, Leicester dan Walsall.

Seorang pria yang ditangkap polisi di Leicester tak lama setelah serah terima ditemukan membawa 10 kg kokain.

Perjalanan lain dilakukan untuk mengambil "gaji" mereka.

Secara keseluruhan, narkoba yang ditangani komplotan itu bernilai Pound 25 juta (sekitar Rp547 miliar) hingga Pound 30 juta (sekitar Rp657 miliar) dalam harga grosir, dengan nilai jual di jalanan mencapai Pound 80 juta (sekitar Rp1,7 triliun), kata jaksa penuntut dalam sidang vonis pada Jumat (18/07).

Dalam pengadilan terungkap geng tersebut telah menggunakan nama samaran untuk berkomunikasi satu sama lain dan dengan pemasok mereka, seorang pria yang hanya dikenal sebagai "Bugsy"pada aplikasi pesan terenkripsi, Signal.

Mason menjalani hubungan dekat dengan "Bugsy", bahkan pergi berlibur bersamanya ke Dubai dan Bahrain pada Oktober 2023 silam.

Selama periode tujuh bulan, Mason melakukan 20 perjalanan mengangkut sedikitnya 356 kg kokain, serta mengirim dan mengambil uang tunai.

Baca juga:

Hakim Philip Shorrock mengatakan Mason punya "peran utama", dan menggambarkannya sebagai "mandor lokasi yang bekerja di bawah manajer proyek".

"Sebagai seorang ibu, Anda seharusnya memberi contoh kepada anak-anak Anda, bukan merusaknya," katanya.

Pengadilan juga mengungkap Mason tidak hanya membeli narkoba, tapi juga mengarahkan transaksi multi-kilogram zat terlarang tersebut.

Jaksa Charlotte Hole berkata: "Dia juga mengatur orang-orang yang mengantarnyatetap menghubungi mereka melalui telepon sejak dini hari untuk memastikan mereka bangun, dan memeriksa keadaan mereka di siang hari."

Deborah Mason, narkoba, InggrisBBC

Gaya hidup mewah

Keuntungan finansial menjadi motivasinya dan polisi mengatakan Mason telah menghambur-hamburkan uangnyatermasuk untuk pakaian desainer, tas, dan aksesori.

Di antaranya adalah kalung dan tali kekang Gucci seharga Pound 390 (sekitar Rp8,5 juta), dan label nama berukir emas sembilan karat untuk kucing berjenis Bengal milik Mason bernama Ghost.

Saat dia ditangkap, rekaman menunjukkan dia diborgol di kamar mandinya dengan handuk bikinan desainer DKNY berada di sampingnya.

Pada saat yang sama, Mason menerima keuntungan sebesar Pound 50.000 (sekitar Rp1 miliar), kata Hole kepada pengadilan.

Mason "menyatakan keinginannya pergi ke Turki untuk menjalani prosedur kosmetik" dan mengambil "sebagian dari gaji orang lain", kata Hole.

Dia berlibur bersama saudara perempuannya ke Cornwall, Malta, Praha, dan Polandia, dan membawa putri-putrinya ke Dubai.

Di Dubai, mereka tetap menjalankan operasi narkoba di Inggris melalui Facetime.

'Bukan keluarga biasa'

Mason, yang nomornya tersimpan di salah satu ponsel anak-anaknya dengan nama Queen Bee atau Ratu Lebah, melibatkan ketiga putrinya, putranya, dan dua pasangan mereka dalam komplotan narkoba tersebut.

Mereka semua kini menjalani hukuman penjara yang lama. Temannya, Anita Slaughter, 44 tahun, juga dipenjara.

Putra Mason, Reggie Bright, 24, mengantarkan sedikitnya 90 kg kokain dalam 12 perjalanan, sering bepergian bersama pasangannya, Demi Kendall, 31, atau saudara perempuannya Lillie Bright, 27, serta ibunya.

"Dia menggunakan alias 'Frank' di Signal dan jelas dikenal dan berhubungan langsung dengan pemasok di hulu," kata Hole, seraya menambahkan bahwa komplotan itu dibayar sekitar Pound 1.000 (sekitar Rp21,9 juta) per perjalanan oleh Mason.

Ia menambahkan bahwa Reggie Bright dan Demi Kendall juga tertangkap menjalankan jaringan narkoba mereka sendiri dari karavan mereka di Kent.

Ini melanggar perintah hukuman percobaan yang sebelumnya dijatuhkan kepada mereka karena pelanggaran terkait narkoba.

Deborah Mason, narkoba, Inggris

Di antara barang-barang yang dimiliki Deborah Mason adalah seekor kucing bernama Ghost, sepatu olahraga, dan teko listrik mewah Bugatti. (BBC)

Jaksa menyatakan putri sulung Mason, Demi Bright, memiliki peran penting dalam geng narkoba ini dengan mengirimkan sekitar 60 kg kokain, meskipun dia tidak seaktif anggota keluarga lainnya karena dia memiliki sumber pendapatan lain.

Putri-putri Mason lainnya, Roseanne Mason dan Lillie Bright, juga dinyatakan bersalah.

Rosanne Mason, 30 tahun, ikut serta dalam tujuh perjalanan distribusi narkoba termasuk ke Bradford dan Manchester.

Lillie Bright melakukan 20 perjalanan yang teridentifikasi dan dalam pengadilan terungkap bahwa dia memiliki "harapan yang jelas akan keuntungan finansial yang signifikan".

Lillie Bright melibatkan pasangannya, Chloe Hodgkin yang menurut pengadilan akan dijatuhi vonis di kemudian hari setelah ia melahirkan.

Dalam pembelaannya, masing-masing pengacara pembela berargumen bahwa semua yang terlibat adalah "orang yang mudah dikorbankan", dibandingkan dengan perusahaan narkoba yang lebih luas.

Pengacara yang membela mereka juga menyebut sebagian besar anak-anak Mason adalah "kurir" yang melakukan perjalanan melintasi Inggris.

Ini "bukan keluarga biasa", seperti yang dikatakan jaksa spesialis Robert Hutchinson.

"Alih-alih mengasuh dan merawat kerabatnya, Deborah Mason justru merekrut mereka untuk membangun perusahaan kriminal yang sangat menguntungkan yang pada akhirnya akan menjebloskan mereka semua ke penjara."

Hole mengatakan tidak ada indikasi tekanan atau paksaan bagi mereka untuk menjadi bagian dari konspirasi tersebut, dan semuanya dimotivasi oleh keuntungan finansial.

Berikut ini adalah vonis yang diberikan kepada setiap pelaku:

  • Reggie Bright, 24, divonis 15 tahun
  • Demi Kendall, 31, divonis 13 setengah tahun
  • Lillie Bright, 26, divonis 13 tahun
  • Anita Slaughter, 44, divonis 13 tahun
  • Demi Bright, 30, divonis 11 tahun
  • Roseanne Mason, 29, divonis 11 tahun
  • Tina Golding, 66, divonis 10 tahun
  • Chloe Hodgkin, 23, akan dijatuhi hukuman di kemudian hari.

Detektif Kepolisian Metropolitan yang memimpin penyelidikan, Jack Kraushaar, menggambarkan jaringan narkoba Mason sebagai "canggih" dan mengatakan operasi tersebut "sangat menguntungkan bagi mereka yang terlibat".

"Kelompok itu terjerumus ke dalam tindak kriminal," ujarnya, "karena tertarik oleh keuntungan finansial dari perdagangan narkoba untuk membiayai gaya hidup mewah."

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial