Bentrok Tewaskan 1.000 Orang Suriah, PBB: Hentikan Pembunuhan!

7 hours ago 3

Jakarta -

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan laporan tentang ribuan warga yang terbunuh di Suriah barat laut sangat mengganggu. PBB menyerukan kekerasan tersebut segera dihentikan.

Dilansir AFP, Minggu (9/3/2025), Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk menuntut penyelidikan segera atas pembunuhan tersebut. Dia mengatakan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.

Bentrokan antara pasukan keamanan Suriah dan loyalis pemerintah sebelumnya meletus pada hari Kamis (6/3) di jantung minoritas Alawite tempat presiden terguling Bashar al-Assad berasal. Kemudian bentrok meningkat menjadi pembunuhan massal dilaporkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada laporan tentang eksekusi singkat atas dasar sektarian oleh pelaku yang tidak dikenal, oleh anggota pasukan keamanan otoritas sementara, serta oleh elemen-elemen yang terkait dengan pemerintah sebelumnya," kata Turk dalam sebuah pernyataan.

"Kami menerima laporan yang sangat mengganggu tentang terbunuhnya seluruh keluarga, termasuk wanita, anak-anak, dan pejuang yang tidak berdaya. Pembunuhan warga sipil di wilayah pesisir di Suriah barat laut harus segera dihentikan," imbuhnya.

Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa menyerukan persatuan dan perdamaian nasional. Turk mengatakan pengumuman oleh otoritas negara untuk menghormati hukum perlu diikuti dengan tindakan untuk melindungi warga Suriah, dan untuk memastikan akuntabilitas atas pelanggaran.

"Harus ada investigasi yang cepat, transparan, dan tidak memihak terhadap semua pembunuhan dan pelanggaran lainnya, dan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban, sesuai dengan norma dan standar hukum internasional. Kelompok yang meneror warga sipil juga harus dimintai pertanggungjawaban," kata Turk.

Sementara itu, Sekjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut bentrokan itu sangat memprihatinkan. Dia mengatakan bahwa bentrokan itu berdampak langsung pada kesehatan masyarakat, karena fasilitas kesehatan dan ambulans telah rusak.

"WHO tengah berupaya untuk mengirimkan obat-obatan darurat dan perlengkapan trauma untuk perawatan segera bagi yang terluka," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus di X.

"WHO mendesak semua pihak untuk menghormati dan menjaga layanan kesehatan guna memastikan bantuan medis sampai ke mereka yang paling membutuhkannya. Perdamaian adalah obat terbaik," katanya.

Diketahui, lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas di pesisir Suriah dalam bentrokan terburuk sejak penggulingan rezim Bashar al-Assad. Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa menyerukan persatuan dan perdamaian nasional.

"Kita harus menjaga persatuan nasional (dan) perdamaian sipil sebisa mungkin dan, Insyaallah, kita akan dapat hidup bersama di negara ini," kata Sharaa dari sebuah masjid di Damaskus seperti dilansir AFP.

Berdasarkan laporan lembaga Pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights, sebanyak 745 warga sipil tewas di provinsi Latakia dan Tartus.

Observatory yang berpusat di Inggris mengatakan mereka tewas dalam 'eksekusi' yang dilakukan personel keamanan atau pejuang pro-pemerintah, disertai dengan "penjarahan rumah dan properti".

Pertempuran itu juga telah menewaskan 125 anggota pasukan keamanan dan 148 pejuang pro-Assad, menurut Observatory, sehingga jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 1.018.

(lir/lir)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial