Seruan Sebatang Pohon, Pesan Pelestarian Alam Menggema di Rimbang Baling

5 hours ago 2

Kampar -

Puisi berjudul 'Seru Sebatang Pohon' menggema di Bukit Rimbang Baling, Kabupaten Kampar, Riau. Puisi karya Kunni Masrohanti yang sarat makna ini mengandung pesan untuk menjaga kelestarian alam.

Puisi tersebut dibacakan oleh Kunni Masrohanti dalam acara 'Bakti Religi dan Peduli Lingkungan' yang digelar Polda Riau di Pulau Tongah, Tanjung Belit, Kampar, pada Kamis (19/6). Acara tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, sekaligus HUT Bhayangkara ke-79, yang dihadiri oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Gubernur Abdul Wahid, Bupati Kuansing, Bupati Siak, Bupati Kampar, Wakapolda Brigjen Jossy Kusumo, Ustaz Abdul Somad (UAS), Rocky Gerung, aktivis lingkungan, serta ratusan masyarakat setempat.

Seru Sebatang Pohon. Puisi ini menyiratkan bagaimana pohon bersuara dan memohon agar ia tetap hidup di tengah ulah tangan-tangan manusia yang membakar dan membabat hutan habis-habisan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibacakan di pinggir Sungai Subayang yang mengalir dan bergemericik membuat pesan puisi tersebut semakin menyentuh. Puisi tersebut menggema di antara bukit-bukit Rimbang Baling.

Puisi ini juga menggambarkan jejak-jejak yang telah terukir di seluruh pelosok Riau, dari hulu Batang Kuantan di Lubuk Jambi hingga hilir Batang Subayang di Rimbang Baling.

Secara puitis, puisi ini menggambarkan komunikasi mendalam antara manusia dan alam. "Kau bicara kepada batu, batu bicara kepada engkau. Kau bicara kepada pohon, pohon memohon kepada engkau." Interaksi ini menyoroti bagaimana alam memberikan respons dan kebijaksanaan kepada mereka yang mau mendengarkan.

Puncaknya, sebatang pohon yang digambarkan "dengan tubuh yang menggigit, dengan mata yang nanar, dengan tubuh yang terbakar," seolah berbicara langsung kepada pembaca. Ia berseru: "Bumi adalah rumah kita."

Berikut petikan puisi yang dibacakan oleh Kunni Masrohanti, sastrawati asal Siak Sri Indrapura:

Seru Sebatang Pohon

Telah kau tinggalkan jejak-jejak di serata negeri ini
Dari Lubuk Jambi hulu Batang Kuantan hingga hilir Batang Subayang di Rimbang Baling yang riang

Telah kau tanamkan mimpi dari ceruk bukit bungkuk rimba buluh cina
Hingga hitam pekat tanah redang tasik tanjung Padang

Telah kau gaungkan pesan dari pucuk-pucuk pohon meranti di Siak kiam kecil dataran zamrud bukit batu hingga mangrove di sungai Dumai yang damai

Dan telah kau wariskan peradaban dari risau Tesso Nilo yang parau
Kerumutan yang jantan hingga kearifan talang mamak di Bukit 30 yang tak pernah tamak

Dan telah kau jejakkan kaki di tanah Rimbang Baling
Di batu-batu Sungai Subayang yang riang dan tidak terhenti berzikir lantunkan solawat

Kau bicara kepada batu
Batu bicara kepada engkau
Kau bicara kepada pohon
Pohon memohon kepada engkau
Kau bicara kepada air
Air menalarkan tafsir kepada engkau
Kau bicara kepada tanah
Tanah tak sekalipun ia menyanggah

Lalu, kepadamu sebatang pohon dengan tubuh yang menggigit dengan mata yang nanar
Dengan tubuh yang terbakar Ia berkata, bumi adalah rumah kita
Seperti engkau daun-daun di tubuhku melangitkan doa meminta hujan mengalirkan sumber kehidupan
Memberimu nafas segar, denyut jantungmu adalah degupo hebat di dadaku

Tuan, jejak kecil kita tak lagi mungil
Kebanyak tanah yang menghalang
ke negeri ini jua kita tiba
Bicara bicaralah terus kepada batu, kepada pohon, kepada akar, kepada air, kepada kita, kepada angin, kepada mereka, kepada kami, kepada kita semua bahwa bumi adalah rumah kita, hancur dia, maka kita akan binasa


Deklarasi Penyelamatan Rimbang Baling

Polda Riau menggelar 'Bakti Religi dan Peduli Lingkungan' dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, sekaligus HUT Bhayangkara ke-79. Kegiatan digelar di alam terbuka di Pulau Tongah, Tanjung Belit, Kampar, pada Rabu (18/6) dan Kamis (19/6).

Kegiatan ini digadiri Gubernur Riau Abdul Wahid dan sejumlah bupati di Provinsi Riau, Wakapolda Riau Brigjen Jossy Kusumo, Ustaz Abdul Somad (UAS), Rocky Gerung, aktivis lingkungan, gerakan Pramuka, hingga sejumlah sastrawan. Kapolda Irjen Herry Heryawan yang membuka acara tersebut juga sempat membacakan puisi untuk menyampaikan pesan dan ajakan kepada masyarakat untuk melestarikan dan menjaga alam.

Di akhir acara, Wakapolda Brigjen Jossy Kusumo memimpin deklarasi penyelamatan Hutan Alam Rimbang Baling yang diikuti oleh 24 kepada desa se-Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.

Berikut isi deklarasi tersebut:

Deklarasi komitmen perlindungan hutan alam Bukit Rimbang Bukit Baling:

1. Berkomitmen menjaga dan melindungi hutan alam tersisa di Bukit Rimbang Bukit Baling dari segala bentuk perusakan
2. Menjadi garda terdepan menjaga dan merawat hutan serta mendukung penuh penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas tanpa pandang bulu
3. Memanfaatkan hutan Rimbang Baling dengan penuh penghormatan pada kearifan lokal, adat dan budaya yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, masyarakat hutan ibarat semut tanpa sarang ibarat raga tanpa nyawa

(mei/idh)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial