Iran melancarkan serangan balasan ke Israel dengan meluncurkan rentetan rudal pada Senin (16/6/2025). Garda Revolusi Islam Iran menyatakan bahwa gelombang baru serangan udara-ke-udara tersebut berhasil dan efektif mengenai sejumlah target strategis di wilayah Israel. REUTERS/Itai Ron
Menurut laporan kantor berita resmi IRNA yang dikutip Al Arabiya, rudal-rudal Iran menghantam dua kota besar: Tel Aviv dan Haifa. Serangan yang terjadi pada Senin pagi waktu setempat itu menghancurkan rumah-rumah dan memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan, termasuk di antara para pemimpin dunia yang sedang berkumpul di KTT G7. REUTERS/Tomer Appelbaum
Layanan darurat nasional Israel mengonfirmasi bahwa sedikitnya lima orang tewas dalam serangan terbaru ini, menambah jumlah korban tewas menjadi 18 orang sejak Jumat lalu. Selain itu, lebih dari 100 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan rudal yang ditembakkan Iran sebagai tanggapan atas serangan pendahuluan Israel terhadap fasilitas militer Iran. REUTERS/ITAY COHEN
Rekaman yang beredar menunjukkan sejumlah rudal melintas di langit Tel Aviv, disertai ledakan yang terdengar jelas di kota itu dan di wilayah Yerusalem. Beberapa bangunan di kawasan padat penduduk Tel Aviv rusak parah, dan puing-puing berserakan di sekitar permukiman warga. REUTERS/Tomer Neuberg
Serangan tersebut juga menghancurkan jendela-jendela hotel dan rumah-rumah yang terletak hanya beberapa ratus meter dari Kedutaan Besar Amerika Serikat. Meski tidak mengenai kompleks diplomatik itu secara langsung, kerusakan di sekitarnya menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya eskalasi. REUTERS/Ronen Zvulun
Seorang warga bernama Guydo Tetelbaun menceritakan pengalaman horor saat berada di apartemennya di Tel Aviv. "Seperti biasa, kami masuk ke tempat penampungan di seberang jalan. Dan dalam hitungan menit, pintunya meledak," kata pria 31 tahun yang berprofesi sebagai koki tersebut. REUTERS/Ronen Zvulun
Serangan terbaru ini menandai peningkatan signifikan dalam konflik militer antara Iran dan Israel yang telah berlangsung intens sejak pekan lalu. Komunitas internasional kini mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri guna mencegah pecahnya perang regional yang lebih luas. REUTERS/Ronen Zvulun