Perbedaan Influenza A dan B, Dua Penyebab Utama Flu Musiman

2 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Flu atau influenza sering dianggap penyakit ringan yang akan sembuh sendiri. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa flu sebenarnya terbagi menjadi beberapa jenis.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada empat tipe virus influenza: A, B, C, dan D. Dari keempatnya, influenza A dan influenza B adalah dua jenis yang paling sering menyerang manusia dan menyebabkan flu musiman setiap tahun.

Influenza A dikenal sebagai jenis flu yang paling umum dan paling berpotensi menimbulkan wabah besar. Virus ini dapat menginfeksi manusia dan juga hewan, seperti burung serta babi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, melansir berbagai sumber beberapa pandemi besar di dunia disebabkan oleh jenis ini, seperti:

• Flu Spanyol (H1N1) pada 1918

• Flu Asia (H2N2) pada 1957

• Flu Hong Kong (H3N2) pada 1968

• Flu Burung (H5N1) pada 2004

• Flu Babi (H1N1) pada 2009

Virus influenza A memiliki dua protein permukaan utama, hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N), yang menentukan subtipe virus. Karena struktur genetiknya mudah berubah, virus ini bisa bermutasi dengan cepat, membuatnya sulit diprediksi dan menjadi alasan mengapa vaksin flu perlu diperbarui setiap tahun.

Influenza B, hanya menyerang manusia

Berbeda dari influenza A, virus influenza B hampir hanya ditemukan pada manusia. Virus ini juga dapat menyebabkan flu musiman, tapi umumnya tidak menimbulkan pandemi besar karena tidak menular lintas spesies.

Influenza B terbagi dalam dua garis keturunan utama, yaitu Victoria dan Yamagata.

Tingkat mutasi influenza B juga lebih lambat dibandingkan influenza A. Meski begitu, gejala yang ditimbulkan bisa sama beratnya, terutama bagi anak-anak, lansia, atau orang dengan daya tahan tubuh lemah.

Gejala flu influenza A dan B

Kedua jenis influenza ini memiliki gejala yang mirip, di antaranya:

• Demam dan menggigil

• Nyeri otot dan sendi

• Sakit kepala

• Batuk dan pilek

• Sakit tenggorokan

• Lemas dan kelelahan

• Mual atau diare (terutama pada anak-anak)

Sebagian besar orang akan sembuh dalam beberapa hari hingga satu minggu. Namun, bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, lansia, atau penderita penyakit kronis (asma, jantung, diabetes), flu bisa berkembang menjadi komplikasi serius seperti pneumonia.

Baik influenza A maupun B menular dengan sangat mudah. Penularan terjadi melalui percikan air liur dari batuk atau bersin penderita, atau lewat permukaan benda yang terkontaminasi virus.

Seseorang bisa menularkan flu bahkan sebelum gejala muncul, dan tetap menular hingga sekitar tujuh hari setelahnya. Karena itu, menjaga kebersihan tangan, menutup mulut saat batuk, dan menghindari kontak dekat dengan orang sakit sangat disarankan.

Pengobatan dan pencegahan

Tidak ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan flu, tapi istirahat cukup, minum banyak cairan, dan konsumsi obat pereda gejala bisa membantu proses pemulihan.

Pada kasus tertentu, dokter dapat meresepkan obat antivirus seperti oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir (Relenza) untuk mempercepat pemulihan, terutama jika diminum dalam 1-2 hari pertama setelah gejala muncul.

Cara terbaik mencegah flu adalah dengan vaksinasi tahunan. CDC merekomendasikan vaksin flu bagi semua orang berusia enam bulan ke atas. Vaksin ini membantu mengurangi risiko sakit parah, rawat inap, bahkan kematian akibat komplikasi flu.

Selain vaksinasi, langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah:

• Cuci tangan dengan sabun secara rutin

• Hindari menyentuh wajah sebelum mencuci tangan

• Tutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin

• Gunakan masker jika sedang sakit

• Istirahat di rumah hingga benar-benar pulih

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial