Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi pangkalan pelatihan militer di Korea Utara. Korea Utara mengecam keras serangan Israel yang memicu konflik dengan Iran, memperingatkan bahwa Amerika Serikat dan Eropa tak boleh “menyulut api perang” di Timur Tengah. (KCNA via Reuters)
Asap membubung dari kebakaran saat perang udara Israel-Iran berlanjut, di Teheran, Iran, Senin (17/6/2025). Pyongyang menyatakan keprihatinan serius atas serangan militer Israel dan menyebut pembunuhan warga sipil sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan”.
Asap membubung dari Pusat Medis Soroka setelah serangan rudal Iran ke Israel, di Be’er Sheva, Israel, Kamis (19/6/2025). Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut mengingatkan bahwa tindakan negara-negara Barat dapat “meningkatkan bahaya perang habis-habisan baru”.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meninjau demonstrasi militer yang melibatkan unit kendaraan tempur. Di tengah kecaman itu, Korut menegaskan bahwa mereka memiliki kekuatan militer besar sebagai penyeimbang keamanan regional. (KCNA via Reuters)
Suasana parade militer untuk memperingati 75 tahun berdirinya angkatan bersenjata Korea Utara. Militer Korea Utara, atau Korean People's Army (KPA), tercatat sebagai salah satu yang terbesar di dunia, dengan 1,28 juta personel aktif dan sekitar 6,3 juta cadangan dan paramiliter. (KCNA via Reuters)
KPA juga memiliki arsenal nuklir dan rudal balistik canggih: diperkirakan memiliki puluhan hingga lebih dari 100 hulu ledak nuklir serta sekitar 1.000 rudal balistik dari jarak pendek hingga antarbenua (ICBM) seperti Hwasong‑17 dan Hwasong‑19. (KCNA via Reuters)
Penampakan rudal jelajah diluncurkan dari kapal selam. Selain itu, Korut terus mengembangkan kemampuan asimetris seperti rudal kapal selam (SLBM) Pukguksong‑5, pasukan elit operasi khusus, dan sistem pertahanan udara multilapis yang dapat menimbulkan kendala besar bagi intervensi militer asing. (KCNA via Reuters)
Drone ditampilkan dalam parade militer. Korea Utara memperkuat posisinya sebagai kekuatan militer yang siap siaga, sekaligus memperingatkan bahwa campur tangan AS atau Barat akan membawa “kerugian yang tak terpulihkan” dan memperluas konflik global. (KCNA via Reuters)