Keracunan Massal MBG di Bandung Barat: Pengelola Dapur Buka Suara

1 hour ago 1

Bandung Barat, CNN Indonesia --

Korban keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, Bandung Barat, Jawa Barat, mencapai lebih dari seribu orang.

Menurut data di Posko Cipongkor dan Posko Cihampelas sejak Senin (22/9) sampai Kamis (25/9), ada 1.315 orang yang mengalami keracunan. Kebanyakan merupakan pelajar SD hingga SMA/SMK.

Pihak pengelola salah satu dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyuplai menu MBG di wilayah tersebut pun buka suara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu yang dikunjungi CNNIndonesia.com pada Kamis (25/9) pagi adalah dapur SPPG Neglasari. Dapur SPPG Neglasari, merupakan dapur pemasok santapan MBG, yang diduga menyebabkan keracunan massal di Kecamatan Cipongkor, pada Rabu (24/9).

Saat berada di sana terlihat sejumlah anggota TNI, polisi dan pemerintah daerah, berada di dapur SPPT. Namun, tidak ada aktivitas memasak di dapur tersebut.

CNNIndonesia.com sempat berbincang-bincang dengan salah seorang perwakilan dapur SPPG Neglasari, Fauzan Hilmi. Lokasi dapur pun tak lebih dari 10 kilometer dari posko Kecamatan Cipongkor dan berjarak dua kilometer dari SMK Karya Perjuangan.

Fauzan mengatakan untuk Kamis ini, dapur SPPG Neglasari tidak beroperasi terlebih dahulu. Selain itu, dia menyebut sampel makanan yang kemarin dipasok dan diduga menimbulkan kasus keracunan MBG pun sudah dibawa pihak kepolisian dan dinas terkait.

"Kita ini masak kemarin itu, untuk 3.986 porsi," terang Fauzan kepada CNNIndonesia.com.

Dia mengaku setelah kasus keracunan massal MBG pada Senin lalu, pihaknya memperketat standar keamanan untuk menu yang dihidangkan. Pada Selasa (24/9) pasokan makannya pun tak bermasalah.

"Kalau kronologi awalnya mah, setelah ada kejadian yang di Cipari, justru kami juga di sini jadi lebih ketat terutama dalam masalah masak dan kebersihan," katanya.

Fauzan bahkan mengaku setelah kejadian awal pekan ini, pihaknya merekam seluruh kegiatan di dapur untuk sebagai pertanggungjawaban.

"Soalnya yang makan itu apa-apa juga semuanya di sini, staf dan karyawan juga. Bahkan kemarin juga saya sempat bikin video (menunjukkan kondisi, proses)," kata dia.

Sejumlah anggota TNI, polisi dan pemerintah daerah, terlihat berada di dapur SPPG Neglasari, pada Kamis (25/9) pagi. Tidak ada aktivtas memasak di dapur tersebut.Dapur SPPG Neglasari, merupakan dapur pemasok santapan MBG, yang diduga menyebabkan keracunan massal di Kecamatan Cipongkor, kemarin ini, Rabu (24/9).Tidak ada aktivtas memasak di dapur tersebut.Dapur SPPG Neglasari, merupakan dapur pemasok santapan MBG, yang diduga menyebabkan keracunan massal di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Kamis (25/9). (CNNIndonesia/Cesar)

Fauzan menuturkan pada peristiwa keracunan di sekolah yang makanannya disuplai dari dapur SPPG Neglasari, pihaknya pun segera ke lokasi seketika mendengar kabar.

"Memang terlihat oleh saya, enggak semua gitu. Ada mungkin sekitar 10 orang yang memang kelihatan lemas, enggak kejang atau gimana gitu," katanya.

Untuk menu MBG yang dibagikan Rabu kemarin, Fauzan mengaku pihaknya mulai masak pada Selasa (23/9) malam, pukul 21.00 WIB, Selasa (23/9) malam.

Adapun urutan memasaknya adalah dari nasi lanjut ke yang lain. Kemudian, sambungnya, menu MBG pun siap disebar pada pukul 07.00 WIB, Rabu (24/9) pagi.

"Terus kemarin itu jam 10.00 WIB mobil sudah pada berangkat," ucapnya.

Dia mengatakan Dapur SPPG Neglasari itu sudah beroperasi sejak sebulan lalu atau 19 Agustus 2025.

Fauzan mengatakan jumlah pekerja total di dapur SPPG Neglasari, tercatat ada 52 orang. Mereka tidak seluruhnya memasak, namun ada juga yang sebagai administrasi hingga ahli gizi.

"Di sini juga pekerja di-shifting. Di bagian masak itu ada 10 orang, enggak semuanya langsung jam 22.00 WIB, dibagi-bagi per sif," ucapnya.

Fauzan mengatakan dapur SPPG Cipari dan dapur SPPG Neglasari, katanya dikelola oleh satu yayasan yang sama. Namun ia tidak menyebutkan apa yayasan tersebut.

"Iya betul satu yayasan," katanya.

Fauzan lalu menjelaskan alasan pihaknya masih bisa beroperasi dan membagi menu MBG setelah Pemkab Bandung Barat menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) pascakasus keracunan massal atas santapan dari Dapur SPPG Cipari yang terjadi awal pekan ini.

Dia mengatakan, walau ada status KLB, pemkab tak menginstruksikan dapur SPPG yang lain setop operasional sementara. Tapi, setelah peristiwa berulang pada Rabu lalu, kini pihaknya diminta setop operasional untuk sementara.

"Enggak ada. Hanya kalau sekarang memang kami sudah menerima arahan (untuk berhenti operasional sementara waktu)," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan kasus keracunan massal MBG sebagai KLB pada Selasa lalu.

Belum selesai kasus penanganan keracunan tersebut, pada Rabu (24/9), kasus keracunan kembali terjadi. Dari data yang dihimpun, menu MBG yang disantap itu berbeda dari kejadian keracunan yang sebelumnya.

Sejak dilaksanakan pada awal Januari lalu, program MBG terus mendapatkan sorotan karena temuan kasus dari mulai menu yang diduga gizinya tak sesuai, temuan hewan, busuk atau basi, hingga kasus keracunan.

Semua permasalahan itu pun mendorong pemerintah agar menyetop dan mengevaluasi MBG.

Merespons hal itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan akan menunggu arahan Presiden RI Prabowo Subianto. Dadan belum bisa memastikan kapan pihaknya akan membahas MBG bersama Prabowo.

"Saya ikut arahan Presiden, tidak berani mendahului," ujar Dadan kepada wartawan, Jakarta, Rabu (24/9).

(csr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial