Jakarta, CNN Indonesia --
Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk komoditas jagung resmi digulirkan. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Perum Bulog menyalurkan jagung kepada peternak dengan harga Rp5.500 per kilogram.
Program ini menargetkan penyaluran 52.400 ton jagung kepada 2.109 peternak ayam ras mandiri hingga 31 Oktober 2025 dengan anggaran sebesar Rp78 miliar.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan peluncuran SPHP jagung merupakan tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga keseimbangan harga di tingkat petani dan peternak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini sekali lagi kita sedang menjalankan perintah Presiden (Prabowo), jaga harga petani, jaga harga peternak. Kementerian Pertanian, Badan Pangan, dan Kementerian Keuangan ingin Bulog berkontribusi sekaligus menjaga harga," ujarnya dalam konferensi pers peluncuran SPHP Jagung di Kantor Bapanas, Jakarta Selatan, Rabu (24/9).
Arief menjelaskan harga jagung yang diterima petani kini sudah naik dibanding tahun sebelumnya. Dari harga Rp3.150 per kg, pemerintah menaikkannya menjadi Rp4.500, dan kini ditetapkan pada level Rp5.500 per kg. Menurutnya, kenaikan ini bukan memberatkan, melainkan bentuk perlindungan kepada petani.
"Skema Rp5.500 itu petani bisa terima penuh karena ongkos kirim, pengeringan, hingga prosesing ditanggung pemerintah melalui Bulog," jelasnya.
Selain menjaga harga di tingkat petani, cadangan pangan pemerintah (CPP) juga disiapkan untuk mengantisipasi fluktuasi produksi akibat faktor musim dan irigasi. Saat ini Bulog memiliki stok jagung 70 ribu ton, di mana 52 ribu ton akan digelontorkan untuk mendukung peternak rakyat.
"Peternak mandiri, peternak rakyat menjadi prioritas. Mudah-mudahan program ini bisa membantu saudara-saudara kita," kata Arief.
Mekanisme distribusi SPHP Jagung dilakukan melalui koperasi atau asosiasi peternak dengan harga Rp5.000 per kg di koperasi dan Rp5.500 per kg di tingkat peternak. Data penerima manfaat diverifikasi berjenjang mulai dari desa hingga Kementerian Pertanian (Kementan) agar bantuan tepat sasaran.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menambahkan program ini diharapkan menjaga keseimbangan harga daging ayam dan telur di pasar.
"Selama ini harga ayam hidup dan telur sempat berada di bawah biaya produksi. Alhamdulillah sekarang harganya sudah mendekati acuan, ayam hidup sekitar Rp24 ribu dan telur sekitar Rp26 ribu," ujarnya.
Menurut Agung, kondisi ini membuat peternak bisa lebih sejahtera, sementara konsumen tetap mendapatkan harga yang wajar.
"Pemerintah tentu menjaga keseimbangan itu. Apalagi dengan adanya SPHP jagung, karena pakan menyumbang lebih dari 50 persen biaya produksi ayam dan telur," tambahnya.
(del/agt)