Ajang MotoGP Mandalika Dongkrak Ekonomi Warga Lokal

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia di Sirkuit Mandalika, Lombok, tidak hanya menghadirkan adrenalin balap kelas dunia, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi perekonomian masyarakat setempat.

Salah satunya dirasakan Jumiati, pengrajin gerabah di Desa Banyumulek. Kehadiran wisatawan yang meningkat selama MotoGP turut mendongkrak penjualannya.

"Sejak MotoGP banyak wisatawan datang, penjualan gerabah kami meningkat, alhamdulillah," ujar Jumiati, salah seorang pengrajin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain gerabah, budaya lokal juga ikut terangkat. Desa Sade menjadi destinasi favorit wisatawan, dengan atraksi tarian adat Peresean yang menampilkan keberanian dan sportivitas, nilai yang sejalan dengan semangat balap motor di Mandalika.

Event internasional ini juga menyerap pekerja lokal. Mereka terlibat sebagai petugas kebersihan, tenaga keamanan, marshal, tenaga medis, hingga pelaku UMKM yang menyediakan makanan dan minuman bagi ribuan penonton.

Bahkan para UMKM makanan maupun F&B yang menyuguhkan minuman dan makanan bagi ribuan pengunjung, ialah bagian dari orkestra yang sama dengan budaya Indonesia, gotong royong.

Mereka bekerja tanpa tepuk tangan, tapi justru merekalah yang membuat panggung ini berdiri tegak. Dari kerja keras itu, lahir sebuah resonansi besar.

Dengan demikian, Pertamina Grand Prix of Indonesia bukan hanya menghadirkan balapan, tapi juga memperlihatkan identitas bangsa. Bangsa yang berdiri karena kerja sama dengan tulus kepada dunia.

Mandalika, pada akhirnya, bukan sekedar sirkuit balap, melainkan panggung peradaban. Di sanalah kecepatan bertemu keindahan, kerja keras bertemu kebanggaan, dan budaya bertemu dengan kemajuan.

Dari sabang sampai merauke, gema energinya terdengar menjadi simbol bahwa bangsa ini mampu berdiri sejajar di mata dunia, karena semangat terbarukan di baliknya.

Dan lihatlah kini, bukti itu telah terukir. Capaian jumlah penonton meningkat 15% dibanding tahun sebelumnya. Okupansi penginapan hampir mencapai 100%, dan lebih dari 2.000 pekerja lokal terlibat dalam penyelenggaraan ajang ini.

Angka-angka itu bukan sekadar statistik, melainkan denyut nadi yang hidup, bukti bahwa setiap tarikan gas di Mandalika menciptakan efek berantai yang nyata.

Sebuah multiplier effect yang mengalir dari sirkuit hingga ke ladang, dari tribun ke hingga pasar, dari suara mesin ke suara hati. Di Mandalika, kecepatan ternyata bisa menumbuhkan kehidupan.

Dan mungkin, di antara raungan mesin dan riuh tepuk tangan itu, kita bisa mendengar sesuatu yang lebih lembut. suara bangsa yang sedang bermimpi, dan kini perlahan-lahan, sedang mewujudkannya. Dari Pertamina, untuk Indonesia.

(inh)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial