Jakarta, CNN Indonesia --
Selama puluhan tahun, imajinasi tentang kontak pertama dengan makhluk luar angkasa atau alien didominasi kisah invasi, penyelamatan umat manusia, hingga eksperimen medis ala fiksi ilmiah yang biasa ditampilkan di film-film Hollywood. Namun, sebuah makalah terbaru justru menyebut gambaran tersebut nyaris mustahil terjadi.
Ilmuwan menilai, jika kontak pertama benar-benar terjadi, bentuknya kemungkinan jauh lebih sunyi, tidak dramatis, dan datang lewat sinyal pengamatan yang berbeda dari apa yang selama ini dibayangkan manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah artikel penelitian baru berjudul "The Eschatian Hypothesis" karya David Kipping akan segera diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. Kipping merupakan tokoh terkenal di kalangan peneliti ruang angkasa sebagai direktur Cool Worlds Lab di Universitas Columbia.
Dalam makalah barunya, Kipping menjelaskan bahwa deteksi awal suatu objek astrofisika biasanya tidak mencerminkan kategori yang lebih luas.
Hal ini karena kita cenderung mendeteksi objek dengan tanda-tanda observasional yang besar terlebih dahulu akibat bias dalam metode deteksi kita. Sejarah astronomi dipenuhi dengan contoh-contoh seperti ini.
Melansir Science Alert pada Minggu (21/12), sejarah deteksi exoplanet merupakan contoh utama fenomena ini. Exoplanet pertama kali ditemukan mengorbit pulsar pada awal 1990-an, tapi penemuan tersebut tidak mewakili keseluruhan.
Lebih dari 6.000 exoplanet di Arsip Exoplanet NASA, kurang dari 10 ditemukan mengorbit pulsar. Hal ini karena pulsar bertindak sebagai mercusuar kosmik yang sangat presisi, dan kehadiran exoplanet yang mengorbit secara signifikan mengubah timing presisi ini.
Hal ini tidak ada hubungannya dengan seberapa melimpahnya jenis planet ini. Hal yang sama juga berlaku untuk bintang-bintang yang dapat kita lihat dengan mata telanjang.
Menurut Kipping hal ini tergantung kondisi kita dapat melihat sekitar 2.500 bintang di langit malam. Sepertiga dari bintang-bintang tersebut adalah bintang raksasa yang telah berevolusi.
Namun, tidak sampai sepertiga dari semua bintang adalah bintang raksasa yang telah berevolusi, hal ini hanya karena sinyal pengamatan mereka sangat kuat.
Kecenderungan deteksi kita saat menggunakan mata telanjang membuat mereka menonjol, sementara tetangga terdekat kita tidak terlihat karena ia adalah bintang kerdil merah, jenis bintang yang sangat umum.
Kipping memperluas fenomena ini ke kontak pertama.
"Jika sejarah dapat dijadikan pedoman, maka mungkin tanda-tanda pertama kecerdasan extraterrestrial juga akan sangat tidak biasa, contoh yang "keras" dari kelas yang lebih luas," kata Kipping dalam makalahnya.
Ia menunjuk supernova sebagai analogi. Mereka sangat terang dan mudah diamati karena sedang dalam proses penghancuran.
"Terinspirasi oleh hal ini, kami mengusulkan Hipotesis Eschatian: bahwa deteksi pertama yang dikonfirmasi dari peradaban teknologi alien paling mungkin merupakan contoh yang tidak biasa, yaitu yang secara tidak biasa 'keras' (yaitu, menghasilkan tanda teknologi yang anomali kuat), dan kemungkinan berada dalam fase transisi, tidak stabil, atau bahkan terminal," lanjutnya.
Eschatologi berasal dari kata 'eschatologi'. Dalam agama-agama dunia, eschatologi merujuk pada aspek yang berkaitan dengan kematian, penghakiman, dan akhir dari umat manusia.
Sinyal-sinyal peradaban di halaman berikutnya...

2 hours ago
1



































