Utang Paylater Warga RI Tembus Rp30 T per Mei 2025

3 hours ago 3

CNN Indonesia

Selasa, 08 Jul 2025 16:03 WIB

OJK mencatat total utang masyarakat Indonesia di layanan Buy Now Pay Later (BNPL) alias paylater mencapai Rp30,47 triliun per Mei 2025. OJK mencatat total utang masyarakat Indonesia di layanan Buy Now Pay Later (BNPL) alias paylater mencapai Rp30,47 triliun per Mei 2025. (Foto: iStockphoto/B4LLS)

Jakarta, CNN Indonesia --

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total utang masyarakat Indonesia di layanan Buy Now Pay Later (BNPL) alias paylater mencapai Rp30,47 triliun per Mei 2025.

Jumlah tersebut berasal dari industri perbankan dan juga multifinance yang menyediakan layanan BNPL.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae melaporkan kredit paylater perbankan mencapai Rp21,89 triliun per Mei 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk porsi BNPL tercatat sejumlah 0,27 persen dari total kredit namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan. Pada Mei lalu, baki debet kredit BNPL tumbuh 25,41 persen menjadi Rp21,89 triliun dengan jumlah rekening mencapai 24,79 juta," katanya dalam Konferensi Pers RDKB Juni 2025 secara daring, Selasa (8/7).

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya (PVML) OJK Agusman melaporkan kredit paylater melalui perusahaan pembiayaan atau multifinance mencapai Rp8,58 triliun pada periode yang sama. Angka ini naik 54,26 persen (yoy).

"Untuk pembiayaan buy now pay letter (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan pada Mei 2025 meningkat sebesar 54,26 persen yoy menjadi Rp8,58 triliun," ujar Agusman.

Ia mencatat pembiayaan bermasalah paylater yang tercermin dari NPF (Non Performing Financing) gross tercatat sebesar 3,74 persen (gross). Angka ini turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,78 persen.

Sementara itu, Agusman mengatakan outstanding pembiayaan peer-to-peer lending (P2P) atau pinjaman online (pinjol) tercatat sebesar Rp82,59 triliun pada Mei 2025 atau naik 27,93 persen (yoy).

"Tingkat risiko kredit secara agregat atau TWP 90 berada di posisi 3,19 persen," katanya.

[Gambas:Video CNN]

(fby/pta)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial