Trump Tarik Personel AS dari Timur Tengah Buntut Ancaman Iran

1 day ago 9

Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan para personel AS dipindahkan dari kawasan Timur Tengah yang kini berpotensi "berbahaya" di tengah ketegangan dengan Iran.

Pemindahan yang berlaku untuk staf diplomatik dan keluarga personel militer AS ini, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (12/6/2025), diumumkan setelah Teheran mengancam akan menyerang pangkalan-pangkalan militer AS yang ada di kawasan Timur Tengah jika perundingan nuklir antara kedua negara berujung kegagalan dan konflik terjadi.

"Mereka dipindahkan karena kawasan itu bisa menjadi tempat berbahaya," kata Trump kepada wartawan di Washington DC saat ditanya soal laporan personel AS dipindahkan dari negara-negara di kawasan Timur Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita telah memberikan pemberitahuan untuk pemindahan itu dan kita lihat apa yang terjadi," ucapnya.

Iran, pada Rabu (11/6), melontarkan ancaman bahwa mereka akan menargetkan pangkalan-pangkalan militer AS di kawasan Timur Tengah jika konflik pecah.

Saat ditanya apakah ada hal yang bisa dilakukan untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut, Trump menegaskan bahwa Iran "tidak boleh memiliki senjata nuklir". Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Israel dapat menyerang fasilitas nuklir Teheran.

"Mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir. Sederhana saja, mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir. Kita tidak akan mengizinkan hal itu," tegasnya.

Seorang pejabat AS, yang enggan disebut namanya, sebelumnya mengatakan bahwa staf Kedutaan Besar AS di Irak dikurangi karena kekhawatiran keamanan. Laporan lainnya menyebut bahwa para personel AS juga dipindahkan dari Kuwait dan Bahrain.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sedangkan Pentagon memberikan izin untuk keberangkatan sukarela bagi para keluarga personel militer AS yang ditugaskan di negara-negara Timur Tengah.

Laporan Reuters, yang mengutip sumber-sumber Washington dan Baghdad, menyebut AS sedang mempersiapkan evakuasi sebagian terhadap staf di kedutaannya di Irak dan akan mengizinkan keluarga para diplomat dan staf diplomatik untuk meninggalkan kawasan itu karena meningkatnya risiko keamanan.

Empat sumber AS dan dua sumber Irak, yang dikutip Reuters, tidak menyebut risiko keamanan apa yang mendorong keputusan tersebut.

Menurut seorang pejabat AS lainnya, yang enggan disebut namanya, Departemen Luar Negeri AS telah mengizinkan keberangkatan sukarela untuk para personel AS di Bahrain dan Kuwait. Mereka juga memperbarui imbauan perjalanan di seluruh dunia pada Rabu (11/6) malam untuk mencerminkan sikap AS terkini.

"Pada 11 Juni, Departemen Luar Negeri memerintahkan keberangkatan para personel pemerintah AS yang tidak darurat karena meningkatnya ketegangan regional," demikian bunyi imbauan perjalanan tersebut.

AS memiliki kehadiran militer di seluruh wilayah penghasil minyak utama di Timur Tengah, dengan pangkalan-pangkalan Washington ada di Irak, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth telah memberikan izin untuk keberangkatan sukarela bagi para anggota keluarga atau tanggungan militer di berbagai lokasi di Timur Tengah. Disebutkan seorang pejabat AS bahwa ada banyak anggota keluarga personel militer AS yang tinggal di Bahrain.

Keputusan memindahkan personel AS ini diambil saat perundingan nuklir antara Washington dan Teheran berpotensi menemui jalan buntu, setelah digelar sekitar lima pertemuan dalam beberapa pekan terakhir.

Trump yang awalnya menyatakan optimisme soal perundingan itu, baru-baru ini mengakui dirinya "kurang yakin" soal tercapainya kesepakatan nuklir baru.

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial