CNN Indonesia
Selasa, 23 Sep 2025 22:23 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pamer telah menghentikan tujuh perang di dunia hanya dalam tujuh bulan masa jabatannya saat berpidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Selasa (23/9).
Trump memamerkan bahwa selama tujuh bulan menjabat presiden, ia telah menghentikan tujuh peperangan yang meletus di berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencapaian itu, menurutnya, belum pernah dilakukan oleh presiden maupun perdana menteri mana pun di dunia.
"Tidak ada presiden atau perdana menteri, tidak ada negara lain yang pernah melakukan hal yang mendekati itu. Saya melakukannya hanya dalam tujuh bulan," ucap Trump.
Trump menuturkan tujuh perang itu antara lain perang Kamboja-Thailand, perang Kosovo-Serbia, perang Kongo-Rwanda, perang Pakistan-India, perang Israel-Iran, perang Mesir-Ethiopia, serta perang Armenia-Azerbaijan.
Trump menegaskan perang-perang ini berhasil diakhiri oleh dirinya, dan bukan oleh PBB.
"Sayang sekali saya harus melakukan hal-hal ini, alih-alih Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dan sayangnya, dalam semua kasus, PBB bakan tidak mencoba untuk membantu," ucapnya.
"Saya mengakhiri tujuh perang, berurusan dengan para pemimpin masing-masing negara ini, dan bahkan tidak pernah menerima panggilan telepon dari PBB yang menawarkan bantuan untuk menyelesaikan kesepakatan. Yang saya dapat dari PBB hanyalah eskalator yang berhenti tepat di tengah jalan saat naik," lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Trump mempertanyakan relevansi PBB dalam menghentikan konflik di dunia. Ia menyayangkan sikap PBB yang menurutnya tidak bertindak dan hanya mengandalkan "kata-kata kosong".
"Tampaknya yang mereka lakukan hanyalah menulis surat yang sangat tegas dan tidak pernah menindaklanjuti surat itu. Itu cuma kata-kata kosong, dan kata-kata kosong tidak menyelesaikan perang. Satu-satunya hal yang menyelesaikan perang adalah tindakan," pungkasnya.
Trump sempat berujar bahwa pencapaian yang dilakukannya ini telah mendorong sejumlah pihak mengusulkan agar dirinya menerima penghargaan Nobel. Meski begitu, ia menampik usul tersebut dan menegaskan bahwa yang saat ini diperlukan ialah "menyelamatkan nyawa".
(blq/rds)