Said Abdullah: Doktrin Pertahanan Semesta Prabowo Masih Sangat Relevan

5 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, menegaskan doktrin pertahanan semesta yang dijalankan Presiden Prabowo Subianto menjadi fondasi penting menghadapi perubahan tatanan geopolitik dunia.

Menurutnya, sistem pertahanan yang dirumuskan Jenderal AH Nasution itu masih sangat relevan untuk menjawab tantangan perang modern.

"Sifat dari sistem pertahanan semesta melibatkan seluruh rakyat dan sumber daya nasional dalam membangun pertahanan. TNI dan Polri sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan utama, yang di topang oleh partisipasi aktif rakyat terlatih dalam bela negara," ujar Said Abdullah di Jakarta, Senin (6/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Said melanjutkan, sistem pertahanan ini masih sangat relevan karena dunia kini tidak hanya mengarah pada perang konvesional saja, melainkan politik ekonomi dan siber.

"Walaupun medan perang mutakhir sudah multifront, tidak serta merta kekuatan pertahanan konvensional tidak diperlukan," katanya.

Ia menyebutkan, sejak menjabat Menteri Pertahanan, Prabowo telah memperkuat struktur pertahanan melalui pembentukan enam Kodam baru, puluhan komando di matra laut dan udara, hingga penambahan pasukan khusus merupakan bukti nyata pembangunan kekuatan TNI.

Menurutnya, langkah ini juga harus dibarengi dengan penguatan industri pertahanan dalam negeri yang menopang kebutuhan alat pertahanan (alutsista) juga berkembang.

"Kita telah memiliki PT PAL yang mampu membuat kapal perang, kita memiliki PT Pindad yang memproduksi tank, senapan tempur, dan arteleri berat lainnya," ujarnya.

Kemudian, Indonesia kata Said, juga memiliki proyek pengembangan pesawat tempur dengan Korea Selatan untuk pengembangan pesawat tempur generasi 4.5 berkode KAI KF 21 Boramae.

"Prototipe sudah ada, dan sempat uji coba, entah kenapa lajunya proyek ini lambat sekali. Intinya, industri pertahanan nasional kita perlukan untuk membangun kemandirian alat pertahanan nasional," ujarnya.

Dari sisi anggaran, Said menegaskan DPR akan terus mendukung kebutuhan TNI untuk mencapai Minimum Essential Force (MEF). Meski begitu, ia mengakui alokasi anggaran pertahanan Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain.

"Global Firepower 2025 menempatkan Indonesia di urutan 29 dunia, di bawah Singapura. Ini tentu belum ideal, tapi akan terus kita perkuat sejalan dengan penyehatan fiskal," tegasnya.

Terakhir, profesionalitas prajurit TNI menjadi modal penting bagi TNI membangun kekuatan pertahanan. Profesionalitas TNI berarti netral dari politik praktis, sebaliknya politisi sipil tidak menarik TNI ke arena politik.

TNI hanya berada pada kebijakan politik pertahanan negara. Profesional TNI juga berarti prajurit TNI mampu memenuhi kecakapan mengemban tugas pertahanan. Secara individual, prajurit TNI memiliki kemampuan tempur terlatih, disiplin, loyal dan setia pada janji sapta marga.

TNI dibangun dengan merit sistem yang ketat, prestasi menjadi acuan kenaikan pangkat. Bravo, Dirgahayu TNI ke 80 tahun. Jadilah patriot bangsa gagah berani.

Said juga menekankan pentingnya profesionalitas prajurit TNI sebagai modal utama pertahanan. Menurutnya, profesional berarti netral dari politik praktis, sebaliknya politisi sipil tidak menarik TNI ke arena politik.

TNI hanya berada pada kebijakan politik pertahanan negara. Profesional TNI juga berarti prajurit TNI mampu memenuhi kecakapan mengemban tugas pertahanan. Secara individual, prajurit TNI memiliki kemampuan tempur terlatih, disiplin, loyal dan setia pada janji sapta marga.

"TNI dibangun dengan merit sistem yang ketat, prestasi menjadi acuan kenaikan pangkat. Bravo, Dirgahayu TNI ke 80 tahun. Jadilah patriot bangsa gagah berani," katanya.

(inh)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial