RI Dukung Proposal Trump yang Dinilai Untungkan Israel, Apakah Tepat?

5 hours ago 3

CNN Indonesia

Senin, 06 Okt 2025 13:51 WIB

Indonesia bersama negara Arab mendukung proposal Presiden AS Donald Trump untuk gencatan senjata di Jalur Gaza yang diklaim mau mengakhiri agresi Israel. Presiden Prabowo bersama Trump & negara Arab rapat soal proposal gencatan senjata usulan AS di sela-sela SMU PBB. (Foto: Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia bersama negara-negara Arab mendukung proposal Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk gencatan senjata di Jalur Gaza yang diklaim bertujuan mengakhiri agresi Israel di Palestina.

Dalam usulan tersebut, Trump mengajukan 20 poin yang secara garis besar berisi tuntutan pengembalian sandera, penarikan pasukan Israel jika kondisi memungkinkan, hingga pembentukan komite untuk pemerintahan sementara Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baru-baru ini Hamas mengumumkan sepakat atas proposal Trump ini dan mengisyaratkan kesiapan untuk segera memasuki negosiasi yang dimediasi guna membahas rincian lebih lanjut dari kesepakatan tersebut.

Pada Jumat (3/10), Hamas melalui pernyataan enam paragrafnya menyatakan "persetujuan untuk membebaskan semua tawanan pendudukan, baik yang masih hidup maupun jenazah yang telah meninggal, sesuai dengan kerangka pertukaran yang termasuk dalam proposal Presiden Trump."

Namun, sebagian pengamat menilai proposal tersebut hanya menguntungkan Israel dan tak mendengar aspirasi rakyat Palestina. Namun, Indonesia dan negara-negara Arab justru menyambut usulan itu.

"[mereka] menyambut baik kepemimpinan Presiden Donald J. Trump dan upaya tulusnya untuk mengakhiri perang di Gaza, serta menegaskan keyakinan mereka atas kemampuannya menemukan jalan menuju perdamaian," demikian pernyataan bersama yang dirilis pada Senin (29/9).

Lalu, apakah posisi Indonesia tepat?

Peneliti kebijakan luar negeri dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Waffaa Kharisma mempertanyakan sikap yang diambil Indonesia. Ia memandang otoritas RI seharusnya melihat secara kritis sebelum memberikan dukungan.

"Apakah pertimbangan dukungannya, termasuk usaha memasukkan diri dalam percakapan dan pembicaraannya, merupakan suatu bagian dari kalkulasi matang dari diskusi stakeholder politik luar negeri kita di dalam negeri, atau lebih kepada hasil negosiasi dan pertemuan dalam hal ini Presiden Indonesia dengan counterpart di luar negeri," kata Waffaa saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Selasa (30/9) malam.

Dia juga mempertanyakan apakah posisi yang diambil saat ini sebagai upaya yang terkesan manut Amerika Serikat untuk menghindari jadi target Trump.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial