Jakarta, CNN Indonesia --
Mendengar hasil pemeriksaan fungsi ginjal menurun sering kali membuat orang panik. Pertanyaan yang paling kerap muncul adalah, apakah penurunan fungsi ginjal bisa kembali normal?
Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak, karena sangat bergantung pada penyebab dan kondisi ginjal itu sendiri.
Salah satu indikator utama yang digunakan dokter untuk menilai fungsi ginjal adalah eGFR atau estimated glomerular filtration rate. Angka ini menggambarkan seberapa baik ginjal menyaring limbah dari darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu eGFR dan apa artinya?
Melansir National Kidney Foundation, eGFR dihitung dari pemeriksaan darah, terutama kadar kreatinin, zat sisa metabolisme otot yang seharusnya dibuang lewat urine. Nilai eGFR membantu dokter menentukan ada tidaknya penyakit ginjal serta tingkat keparahannya.
Secara umum, eGFR dibagi sebagai berikut:
• ≥90: fungsi ginjal normal
• 60-89: bisa menandakan tahap awal gangguan ginjal
• 15-59: penyakit ginjal
• ≤15: gagal ginjal
Selain eGFR, dokter juga biasanya memeriksa albumin dalam urine. Albumin adalah protein yang seharusnya tetap berada dalam darah. Jika ditemukan dalam urine, itu bisa menjadi tanda ginjal tidak bekerja optimal.
Faktor yang memengaruhi turunnya eGFR
Penurunan eGFR tidak terjadi begitu saja. Sejumlah faktor risiko diketahui berperan, mulai dari tekanan darah tinggi dan diabetes, hingga kebiasaan merokok, obesitas, faktor usia, dan riwayat keluarga.
Penggunaan obat pereda nyeri golongan NSAID seperti ibuprofen dan naproksen juga dapat berdampak buruk pada ginjal jika digunakan berlebihan atau dalam jangka panjang.
Namun, ada pula kondisi yang bisa menurunkan eGFR sementara tanpa menyebabkan kerusakan ginjal permanen. Misalnya, dehidrasi, olahraga berat tepat sebelum tes, konsumsi daging merah dalam jumlah besar, penggunaan suplemen kreatin, atau pengaruh obat tertentu.
Karena itu, dokter kadang menyarankan pemeriksaan lanjutan yang lebih akurat, seperti measured GFR.
Jadi, bisakah fungsi ginjal kembali normal?
Jawaban singkatnya, mungkin saja.
Pada kondisi tertentu seperti cedera ginjal akut, penurunan fungsi ginjal bisa bersifat sementara. Jika penyebabnya ditangani, misalnya dehidrasi, infeksi, atau reaksi obat, fungsi ginjal berpeluang membaik dan mendekati normal.
Namun, pada penyakit ginjal kronis, kerusakan yang terjadi umumnya bersifat permanen. Artinya, eGFR sulit untuk naik secara signifikan. Meski begitu, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan.
Enam langkah ilmiah menjaga fungsi ginjal
Meski eGFR tidak selalu bisa ditingkatkan, penelitian menunjukkan sejumlah kebiasaan sehat dapat memperlambat bahkan menghentikan perburukan fungsi ginjal, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Kendalikan gula darah dan tekanan darah
Diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak penyaring ginjal. Minum obat sesuai anjuran, rutin memantau tekanan darah dan gula darah, serta aktif bergerak sangat penting.
2. Terapkan pola makan ramah ginjal
Kurangi asupan garam, lemak jenuh, dan gula tambahan. Perbanyak makanan berbasis nabati seperti sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh. Konsumsi daging merah dan makanan olahan sebaiknya dibatasi.
3. Jaga hidrasi dengan tepat
Cukup minum penting untuk kesehatan ginjal, tetapi kebutuhannya berbeda pada tiap orang. Pada tahap lanjut penyakit ginjal atau kondisi jantung tertentu, kelebihan cairan justru bisa berbahaya.
4. Waspadai penggunaan NSAID
Obat nyeri yang dijual bebas bisa merusak ginjal jika dikonsumsi terlalu sering. Konsultasikan alternatif pereda nyeri dengan tenaga kesehatan.
5. Rutin berolahraga
Aktivitas fisik membantu mengontrol tekanan darah, gula darah, dan kesehatan jantung, tiga faktor kunci bagi ginjal.
6. Berhenti merokok
Merokok merusak pembuluh darah, termasuk di ginjal, dan memperburuk kontrol penyakit kronis lainnya.
Penurunan fungsi ginjal tidak selalu berarti vonis seumur hidup. Pada kondisi tertentu, fungsi ginjal bisa membaik.
Namun jika kerusakan bersifat kronis, fokus utamanya adalah menjaga agar tidak semakin memburuk. Dengan perubahan gaya hidup dan pengelolaan medis yang tepat, kualitas hidup tetap bisa dipertahankan dan ginjal diberi kesempatan bekerja sebaik mungkin.
(tis/tis)

3 hours ago
1
































