Penumpang Pesawat Marah 2 Hari Telantar, Nyaris Picu Kerusuhan Besar

1 hour ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang penumpang di pesawat TUI rute Jamaika menuju Manchester, Inggris, mengklaim bahwa para pelancong hampir memicu kerusuhan besar setelah terlantar selama dua hari.

Penerbangan TOM115 yang lepas landas pada hari Minggu (14/9) seharusnya menempuh perjalanan delapan jam. Namun, perjalanan terganggu karena seorang penumpang yang membuat onar, dan pilot memutuskan untuk mengalihkan penerbangan ke Nassau untuk menurunkan penumpang tersebut.

Pesawat perlu membuang bahan bakar agar bisa mendarat. Setelah mendarat, ditemukan bahwa salah satu komponen pesawat rusak saat pembuangan bahan bakar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para penumpang dan kru kemudian diinapkan di hotel untuk semalam. Mereka kembali keesokan paginya, tetapi diberi tahu bahwa suku cadang baru harus diterbangkan dari Inggris.

Seorang penumpang bernama Emma Louise Hamer menulis di unggahan Facebook bahwa para pelancong menunggu sepanjang hari hanya untuk diberi tahu pada pukul 20.30 bahwa penerbangan dibatalkan.

"Ini mulai benar-benar menakutkan sekarang. Akan ada kerusuhan skala penuh. Petugas keamanan datang untuk menangkap orang-orang karena orang-orang mulai marah. Yang mereka inginkan hanyalah TUI datang ke sini dan memberi tahu apa yang terjadi, alih-alih berbohong kepada kami," kata Emma Louise Hamer, seperti dilansir Stuff.

Hamer menambahkan bahwa akomodasi yang disediakan begitu buruk, "Saya bahkan tidak akan menaruh anjing saya di sana."

Penerbangan British Airways dengan komponen baru kini sedang dalam perjalanan ke Nassau. Para penumpang TUI dijadwalkan akhirnya tiba kembali di Manchester pada hari Rabu (17/9) sekitar pukul 12.30 siang waktu setempat, terlambat dua hari lima jam dari jadwal.

TUI menyatakan kepada The Independent bahwa setiap penumpang dapat mengklaim kompensasi sebesar 520 pound sterling atau setara Rp11,6 juta berdasarkan aturan hak penumpang penerbangan, serta voucher untuk liburan TUI di masa depan senilai minimal 100 pound sterling atau sekitar Rp2,2 juta.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial