Jakarta, CNN Indonesia --
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendorong generasi muda untuk terlibat aktif dalam program hilirisasi pertanian. Keterlibatan pemuda dinilai penting untuk memastikan keberlanjutan sektor pangan nasional sekaligus mendukung agenda pemerintah meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian.
Pada Forum Gerakan Untuk Rakyat (Guntur) bertajuk 'Menakar Hilirisasi Sektor Pertanian' di Sekretariat PB HMI, Jakarta, Kamis (25/9), Ketua Bidang Pertanian dan Kelautan PB HMI, Romadhon, menegaskan bahwa keterlibatan pemuda menjadi kunci dalam membangun hilirisasi yang berkelanjutan.
"Hilirisasi berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan impor. Namun semua itu harus diawali dari sektor hulu dengan mendorong generasi muda kembali ke dunia pertanian," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (26/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Ketua Umum PB HMI, Bagas Kurniawan, mengidentifikasi regenerasi petani sebagai salah satu tantangan terbesar. Ia mengamati bahwa semakin banyak anak muda yang memilih profesi di luar sektor pertanian, sehingga mengancam keberlanjutan pangan nasional.
"Indonesia dikenal sebagai negara agraris, namun modernisasi pertanian kita masih tertinggal dibandingkan negara lain. Karena itu, perlu pembenahan menyeluruh mulai dari kebijakan, penguatan kelembagaan, hingga jaminan harga yang menguntungkan petani," papar dia.
Pandangan serupa disampaikan Ketua Pengurus Koperasi Bulog Pusat, Fatah Yasin, yang menekankan agar peran mahasiswa tidak berhenti sebatas wacana saja.
"Pangan merupakan fondasi ketahanan sosial, ekonomi, dan politik. Karena itu, mahasiswa harus mampu terlibat langsung dalam penguatan ekosistem pangan nasional, baik di sektor produksi (on farm) maupun pengolahan dan distribusi (off farm)," ucapnya.
FIAN Indonesia melalui Martin Hadiwinata juga menyoroti tingginya ketergantungan Indonesia terhadap beras dan impor gandum. Ia menekankan perlunya diversifikasi pangan lokal agar akses gizi masyarakat lebih merata dan kedaulatan pangan semakin kuat.
"Regenerasi petani muda dan kampanye pangan lokal harus menjadi agenda strategis, termasuk bagi kader HMI," imbuh dia.
Sejalan dengan dorongan organisasi mahasiswa, pemerintah juga terus mempercepat program hilirisasi pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, optimis Indonesia siap naik kelas dari penghasil bahan mentah menjadi negara pengolah dan eksportir produk pertanian bernilai tambah tinggi. Hal ini didukung capaian stok beras nasional yang mencapai rekor tertinggi 4,2 juta ton.
"Selama ini, negara lain mengolah kakao dan kopi kita lalu mengekspor dengan nilai puluhan kali lipat. Kini saatnya Indonesia memimpin hilirisasi komoditasnya sendiri," tegasnya.
Untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah menyiapkan investasi senilai Rp371,6 triliun yang bersumber dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), sektor swasta, dan BUMN. Program hilirisasi akan fokus pada enam komoditas strategis, yakni tebu, kakao, kelapa, kopi, mete, serta lada dan pala.
Target pengembangan lahan seluas 800.000 hektare akan didukung Anggaran Belanja Tambahan Kementerian Pertanian sebesar Rp9,95 triliun.
Melalui sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan generasi muda, Kementerian Pertanian berharap program hilirisasi dapat memperkuat kedaulatan pangan sekaligus meningkatkan daya saing pertanian Indonesia di pasar global.
(rir)