Jakarta, CNN Indonesia --
MER-C Indonesia mengecam pembunuhan Direktur Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) di Gaza, Marwan Al Sultan, oleh Israel pada Rabu (2/7).
Al Sultan bersama istri dan anak-anaknya tewas dalam serangan udara Israel di tempat tinggal sementara mereka di Gaza utara.
"Pembunuhan dr. Marwan Al Sultan dan keluarganya merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan tindakan ketidakadilan berat yang harus dipertanggungjawabkan. Ini adalah hari berkabung bagi seluruh umat manusia. Kami menolak untuk tetap diam," tulis pernyataan resmi MER-C Indonesia, Kamis (3/7).
MER-C Indonesia menyampaikan Al Sultan merupakan konsultan kardiologi intervensional. Sejak dimulainya genosida Gaza pada 2023, Al Sultan tanpa henti memimpin RS Indonesia dalam situasi yang sulit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ia menyediakan layanan medis penting bagi rakyat Palestina meskipun terus-menerus diancam serangan udara Israel, dan keterbatasan sumber daya yang parah," imbuh MER-C.
MER-C menyebut Al Sultan orang yang terbuka dan kooperatif, sehingga menjalin kerja sama erat dengan banyak tim kemanusiaan internasional dari berbagai negara seperti Inggris, Belanda hingga Maroko.
"Di bawah kepemimpinannya, RS Indonesia menjadi pusat vital untuk layanan kesehata, bukan target militer seperti yang dituduhkan secara keliru oleh narasi Israel," ujar MER-C.
Menurut mereka, selama Januari-Maret 2025, pihaknya bersama Al Sultan menghidupkan kembali layanan darurat dan memulihkan operasi RS Indonesia secara penuh.
"Ia dikenal karena keterusterangan, spontanitas, dan kepemimpinannya yang tegas, sifat-sifat yang membentuk rapat manajemen rumah sakit sehari-hari, yang sering kali diisi dengan perdebatan sengit dan selalu diakhiri dengan keakraban sambil minum kopi dan makan bersama," kenang MER-C.
Al Sultan beserta keluarganya tewas dalam pembantaian terbaru Israel yang menyasar Kota Gaza, pada Rabu (2/7).
Sumber Al Jazeera mengatakan serangan Israel menargetkan bangunan perumahan di Barat Daya Kota Gaza. Istri dan anak Al Sultan tewas dalam gempuran itu.
Al Sultan merupakan sumber informasi utama dari Gaza, yang melaporkan kondisi warga Palestina kepada publik.
Ia juga sudah berulang kali meminta masyarakat internasional memastikan keselamatan tim medis, termasuk saat Israel mengepung hingga menyerang secara brutal RS Indonesia.
Israel meluncurkan agresi ke Palestina sejak Oktober 2023. Sejak saat itu, mereka menggempur habis-habisan fasilitas sipil seperti rumah sakit, kamp pengungsian, hingga tempat ibadah.
Selama agresi, Israel berulang kali mengepung dan menyerang RS Indonesia. Secara serampangan, mereka menuding ada markas Hamas di fasilitas medis tersebut sehingga perlu dihancurkan.
Tuduhan Israel tak pernah terbukti. Mereka sering menggunakan dalih yang sama untuk menghancurkan berbagai fasilitas medis di Gaza.
Imbas penjajahan dan genosida Israel, lebih dari 56.000 warga di Palestina meninggal, ratusan ribu rumah hancur, dan ratusan fasilitas sipil porak-poranda.
(pta)