Bandung, CNN Indonesia --
Keterbatasan anggaran operasional di tengah persoalan yang masih mendera kepengelolaan Bandung Zoo, Kota Bandung, Jawa Barat, membuat kondisi satwa di kebun binatang tersebut jadi sorotan.
Sudah sekitar empat bulan kebun binatang itu tutup, dan dampaknya mulai terasa pada ketersediaan pakan serta biaya perawatan satwa.
Situasi ini mendorong para karyawan untuk mengambil langkah solidaritas dengan menggalang donasi dari sesama mereka, bahkan membuka atau open donasi ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yaya Suhaya, salah satu karyawan senior Bandung Zoo menjelaskan inisiatif saling menyumbang atau patungan dan penggalangan donasi muncul dari kekhawatiran para pekerja terhadap kondisi hewan yang mereka rawat.
"Kami dari karyawan berinisiatif untuk menggalang donasi kepada masyarakat sekitar. Ini bentuk kepedulian kami terhadap satwa karena kami punya kewajiban memelihara dan menjaga satwa dengan baik," ujarnya saat ditemui di sela-sela kegiatan ngamen galang dana di depan Bandung Zoo, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/12).
Dia--yang juga Ketua Serikat Pekerja Mandiri Direnten (SPMD)--mengatakan bantuan dari pemerintah belum kunjung datang, sehingga para pekerja terpaksa mencari biaya operasional sendiri demi keberlangsungan hidup hewan-hewan di kebun binatang.
Sejumlah karyawan Bandung Zoo berinisiatif melakukan open donasi ke masyarakat untuk membantu pakan satwa yang berada di kebun binatang tersebut, karena kepengelolaannya masih dipeributkan, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jumat (12/12). (CNNIndonesia/Cesar)
Selama penutupan empat bulan terakhir, dana operasional yang tersisa terus menipis hingga menyebabkan ketersediaan pakan menjadi sangat terbatas.
"Berapapun uang yang tersedia lama-lama akan habis, dan itu sudah kami rasakan saat ini. Bahkan saat ini kami hanya memberikan stok pakan yang seadanya," jelas Yaya.
Menurut pihaknya, kata Yaya, kondisi itu sangat mengkhawatirkan karena satwa berpotensi kelaparan jika tidak segera mendapatkan dukungan. Ketika ditanya apakah pakan yang diberikan sudah berada di luar standar, Yaya mengonfirmasinya. Dia bilang kualitas pakan untuk para satwa di Bandung Zoo itu terpaksa menurun.
"Dibilang mungkin di luar standar karena keadaan kita semakin menipis. Jadi semampu kita saja untuk menjamin sehingga satwa tetap hidup," katanya.
Untuk satwa karnivora, Yaya mengungkapkan bahwa sebelumnya mereka menerima daging sapi, kambing, atau ayam. Namun karena anggaran menyusut, formasi jenis pakan kini harus diubah meskipun volume pemberian masih diusahakan tetap terpenuhi.
"Kami tidak keberatan. Kami sudah puluhan tahun merawat satwa, hubungan kami dengan mereka sangat erat. Ketika satwa dalam keadaan seperti ini, kami juga merasakan kesedihannya, makanya kami ikut berbagi," kata dia.
Dia menerangkan penggalangan donasi untuk pakan satwa Bandung Zoo itu telah berlangsung sekitar satu bulan.
Awalnya, langkah ini dimulai ketika ada kunjungan dari sebuah sekolah yang sekaligus menerima edukasi mengenai kondisi satwa di kebun binatang. Para siswa dan guru, setelah melihat situasi secara langsung, turut memberikan donasi.
"Kami tidak memaksa. Mereka ikut membantu karena merasa peduli," jelas Yaya.
Terkait kebutuhan dana selama sebulan, Yaya menyatakan bahwa pihaknya belum dapat menyebutkan angka pasti karena informasi tersebut berada di bawah wewenang bagian pemasaran. Namun yang jelas, kebutuhan pakan dan operasional setiap bulan cukup besar sehingga dukungan terus-menerus sangat dibutuhkan.
Pada kesempatan itu, dia memastikan kondisi satwa-satwa di Bandung Zoo itu masih baik karena dijaga mereka.
"Kondisi satwa masih baik-baik saja, dan itu karena kami menjaganya semaksimal mungkin. Satwa di kebun binatang ini adalah milik bersama. Kami berharap ada perhatian lebih agar mereka tetap terlindungi," katanya.
Sementara itu, terkait dengan penggalangan dana untuk pakan satwa di Bandung Zoo, CNNIndonesia.com meminta keterangan Wali Kota Bandung M Farhan. Namun sampai dengan saat ini, belum ada jawabannya.
Sorotan anggota DPR
Sebelumnya, anggota DPR yang terpilih dari Dapil Bandung-Cimahi, Nurul Arifin, mengaku prihatin kondisi seratusan karyawan Bandung Zoo yang terpaksa merogoh kocek dan open donasi untuk membeli pakan satwa. Patungan sukarela itu dilakukan demi memastikan ratusan hewan tetap bisa makan di tengah kondisi keuangan yayasan pengelola yang kian menipis.
Nurul menilai polemik internal apa pun tidak boleh berujung pada terbengkalainya kebutuhan dasar satwa yang sepenuhnya bergantung pada manusia.
"Saya sangat prihatin dengan kondisi bonbin [kebon binatang/Bandung Zoo] Kota Bandung. Seharusnya konflik di antara pihak-pihak yang bersengketa, tidak mengabaikan keberlangsungan hidup hewan-hewan yang ada di bonbin tersebut," ujar Nurul, Selasa (2/12) seperti dikutip dari detikJabar.
Nurul menegaskan, lebih dari 700 satwa yang hidup di Bandung Zoo tetap membutuhkan pakan, perawatan harian, dan pengawasan medis, terlepas dari konflik yang terjadi di level pengelola. Menurutnya, satwa bukan objek yang bisa menunggu hingga masalah internal mereda.
"Jangan sampai hewan-hewan tersebut kelaparan, apalagi sampai mati sia-sia karena kurang perhatian dari pengelola," tegas Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar itu.
(kid)

2 hours ago
1





























