Jakarta, CNN Indonesia --
Bandara Internasional Techo senilai US$2 miliar atau sekitar Rp 33 triliun di Phnom Penh, Kamboja, telah diresmikan pada 20 Oktober 2025.
Proyek infrastruktur udara terbesar di Kamboja itu diharapkan dapat merevitalisasi sektor pariwisata negara tersebut, menyusul dampak negatif yang ditimbulkan oleh krisis penipuan daring yang marak terjadi baru-baru ini.
Upacara pembukaan bandara ini berlangsung dalam suasana khidmat, di mana para biksu melantunkan doa di hadapan patung Buddha emas setinggi 9 meter di aula keberangkatan, sebelum penerbangan pertama mendarat di bandara itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Kamboja menaruh harapan besar pada proyek penerbangan ini untuk menarik lebih banyak wisatawan internasional dan mengubah citra pariwisata regional negara tersebut.
"Ini adalah pencapaian baru, yang mencerminkan visi pembangunan jangka panjang Kamboja," ujar Perdana Menteri Hun Manet dalam upacara pembukaan resmi bandara, seperti dilansir CNN.
Bandara Internasional Techo berjarak 30 km dari pusat kota Phnom Penh. Lokasinya dinilai sebagai langkah strategis untuk mendorong pengembangan pariwisata dan investasi di wilayah selatan.
Meskipun menawarkan biaya perjalanan yang masuk akal dan daya tarik kuil-kuil warisan dunia UNESCO, Kamboja hanya menyambut sekitar 2,5 juta pengunjung internasional per tahun, jauh lebih rendah dibandingkan Thailand (32 juta) dan Vietnam (18 juta).
Pembukaan bandara ini terjadi hanya beberapa hari setelah Korea Selatan mengeluarkan peringatan "kode hitam" untuk beberapa wilayah di Kamboja menyusul pembunuhan seorang mahasiswa yang dilaporkan diculik dan disiksa oleh jaringan kejahatan lokal.
Peringatan dunia internasional lainnya juga telah menyoroti risiko kejahatan di Phnom Penh serta bahaya ranjau yang belum meledak di daerah pedesaan.
Desain Modern dan Konektivitas Baru
Bandara Internasional Techo memiliki terminal seluas 87.000 meter persegi, dengan desain yang memaksimalkan cahaya alami melalui panel kaca besar, lantai kayu berwarna terang, dan banyak area hijau tropis.
Strukturnya menampilkan kubah melengkung, yang desainnya terinspirasi oleh hiasan kepala penari Apsara tradisional. Nikolai Malsch, mitra senior di Foster + Partners (perusahaan perancang bandara), mengatakan desainnya menekankan garis pandang yang jelas dan meminimalkan kebingungan. Pelancong seharusnya tidak pernah merasa terjebak dalam labirin koridor.
Pemerintah memposisikan Bandara Techo sebagai proyek infrastruktur modern sekaligus simbol kebanggaan nasional. Selain pemindai pengenal wajah dan sertifikasi lingkungan, bandara ini bahkan memiliki lagu tema sendiri, "Power of Techo International Airport", yang dibagikan di akun media sosial Perdana Menteri Hun Manet.
Bandara baru ini akan menawarkan penerbangan langsung ke Bangkok, Beijing, Hanoi, Kuala Lumpur, dan Singapura. Turkish Airlines dan Etihad berencana menambah penerbangan dari Istanbul dan Abu Dhabi pada musim gugur ini, yang akan meningkatkan konektivitas ke Eropa dan Timur Tengah.
Fase pengembangan bandara berikutnya membayangkan pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan langsung ke pusat kota Phnom Penh. Sampai saat itu, para pelancong harus menggunakan mobil pribadi atau tuk-tuk menyusuri jalan raya yang baru dibangun melintasi persawahan.
(wiw)

2 hours ago
3

































