18 hours ago
5
Jakarta, CNN Indonesia --
Penyanyi pop Inggris Jess Glynne menolak lagunya dipakai Gedung Putih untuk mempromosikan upaya deportasi Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) dalam unggahan di media sosial.
Glynne mengetahui unggahan Gedung Putih pada Selasa (29/7) dan bereaksi pada Rabu (30/7) pagi waktu setempat, mengecam pemerintah karena menggunakan kembali lagu tersebut untuk upaya deportasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Unggahan ini sungguh membuat saya muak," tulisnya di Instagram Story-nya. "Musik saya tentang cinta, persatuan, dan menyebarkan hal-hal positif - bukan tentang perpecahan atau kebencian."
Hold My Hand merupakan lagu hit Jess Glynne rilisan 2015, yang baru-baru ini kembali viral karena menjadi meme viral setelah pengguna menimpa lagu itu dengan audio iklan maskapai pesawat Jet2.
Meme itu kerap menampilkan momen-momen kacau atau tak terduga para pengguna TikTok ketika berlibur atau di kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Gedung Putih ikut nimbrung dengan mengunggah video imigran gelap yang diborgol dan sedang dinaiki pesawat untuk dideportasi dengan latar lagu Hold My Hand itu.
"When ICE books you a one-way Jet2 holiday to deportation. Nothing beats it!" takarir unggahan Gedung Putih di X.
Unggahan Gedung Putih tersebut juga menampilkan klip Presiden Donald Trump yang mengacungkan jempol, dan tangkapan layar halaman utama aplikasi CBP yang menawarkan opsi bagi imigran untuk mendeportasi diri.
Kehadiran pemerintahan Trump di media sosial telah menjadi aliran meme dan unggahan troll yang konsisten sepanjang tahun. Dalam sebuah pernyataan kepada Independent mengenai meme Jet2, Gedung Putih menyatakan bahwa mereka tidak berniat memperlambat laju aksi mereka.
"Tidak ada yang lebih menyatukan dan positif daripada mendeportasi imigran ilegal kriminal dan membuat masyarakat Amerika lebih aman," kata juru bicara Gedung Putih, Abigail Jackson.
"Meme-meme ini akan terus berlanjut hingga setiap imigran ilegal kriminal dideportasi!"
(chri)
