CNN Indonesia
Minggu, 05 Okt 2025 15:38 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Parlemen Iran pada Minggu (5/10) menyetujui RUU soal penghapusan empat angka nol dari mata uang negara, rial, yang telah terdepresiasi tajam.
AFP memberitakan berdasarkan situs web legislatif Iran bahwa anggota parlemen mengesahkan RUU tersebut dua bulan setelah komisi menghidupkan kembali proposal lama yang bertujuan menyederhanakan transaksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan RUU tersebut, 10.000 rial yang berlaku saat ini akan digantikan dengan satu rial baru. Kedua versi mata uang akan beredar hingga tiga tahun dan Bank sentral diberi waktu dua tahun untuk memulai transisi.
Rial telah mencapai rekor terendah di tengah penerapan kembali sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Iran.
Inggris, Prancis dan Jerman, pihak penandatangan kesepakatan nuklir Iran 2015 yang hampir mati, bulan lalu memicu mekanisme "snapback" untuk memulihkan sanksi internasional atas ketidakpatuhan Iran.
Menurut AFP nilai tukar US$1 diperdagangkan sekitar 1.115.000 per rial pada Minggu. Nilai itu turun ketimbang sekitar 920.000 rial ketika RUU tersebut dihidupkan kembali pada awal Agustus.
Redenominasi mata uang Iran pertama kali diusulkan pada 2019 tetapi kemudian ditangguhkan. Redenominasi ini dinilai masih membutuhkan persetujuan Dewan Garda dan tanda tangan Presiden Masoud Pezeshkian agar dapat berlaku.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Iran menghilangkan angka nol dari rial dan menggunakan angka yang dihasilkan, yang disebut toman, untuk sebagian besar transaksi.
(fea)