Pekanbaru -
Polda Riau membuat sebuah terobosan kreatif untuk mereduksi ajang balap liar, khususnya di wilayah Pekanbaru. Polisi menggandeng Pemprov Riau untuk memfasilitasi pembalap jalanan untuk mengaspal di arena resmi 'Drag Bike and Road Race'.
Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengatakan balap liar yang terjadi di kalangan remaja ini acap kali menimbulkan gangguan Kamtibmas. Sehingga, diperlukan adanya pendekatan alternatif berbasis pencegahan dan partisipasi.
"Drag race resmi sebagai ruang ekspresi aman dan terarah, untuk mereduksi balap liar di kalangan remaja yang berpotensi menimbulkan korban jiwa dan benda," ujar Irjen Herry Heryawan, dalam keterangannya, Senin (19/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari maraknya aksi balap liar itu, Polda Riau membuat sebuah program 'Drag Race Terbimbing'. Dengan adanya program tersebut, diharapkan mengurangi jumlah balap liar yang dilakukan oleh remaja di Provinsi Riau.
"Diharapkan juga menyalurkan minat otomotif remaja ke arah yang lebih positif, di samping juga meningkatkan kemitraan Polri dan
masyarakat, sekaligus menjadi sarana edukasi keselamatan berlalu lintas," jelasnya.
Untuk memantapkan program ini, Direktorat Lalu Lintas Polda Riau menggelar rapat persiapan program 'Drag Bike Terbimbing'. Rapat dipimpin Dirlantas Polda Riau Kombes Taufiq Lukman Nurhidayat ini dihadiri jajaran Ditlantas Polda Riau, sejumlah pejabat Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Staf Dispora Provinsi Riau, Ketua Komisi Roda Empat IMI Riau dan stafnya.
Dirlantas Polda Riau Kombes Taufiq Lukman Nurhidayat. (Foto: dok. Istimewa)
Dalam pemaparannya, Kombes Taufiq mengatakan program 'Drag Bike Terbimbing' ini bertujuan untuk mereduksi balap liar dan kenakalan remaja melalui pembinaan generasi muda yang sadar akan ketertiban lalu lintas dan pencegahan kenakalan remaja yang dapat meresahkan masyarakat.
"Aksi Balap Liar ini tentunya memiliki dampak fatal yang menyebabkan kerugian harta dan benda serta gangguan ketertiban/meresahkan masyarakat sekitar, beresiko tinggi terhadap fatalitas korban laka," ujar Taufiq.
Taufiq mengatakan fenomena balap liar muncul karena berbagai faktor, antara lain pengaruh lingkungan dan pergaulan, serta kurangnya pemahaman hingga aktualitas diri para remaja.
"Serta kurangnya fasilitas para remaja untuk menyalurkan bakat/minat terkait balap/otomotif lainnya," ucap Kombes Taufiq.
Untuk mewujudkan program ini, Ditlantas Polda Riau akan melakukan sejumlah persiapan, antara lain mengidentifikasi lokasi dengan melibatkan instansi terkait. Dalam rapat tersebut juga dibahas pembangunan fasilitas sesuai standar keselamatan dan menggandeng* komunitas balap/bikers di Provinsi Riau.
"Untuk merangkai kesiapan program tersebut, penting adanya kerja sama dan penunjukan event organizer yang sudah capable dalam menyelenggarakan event balap resmi, di samping berkoordinasi dengan IMI Riau," ungkapnya.
(mei/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini