Cerita Emas Indonesia: Kalau Mikir Rp1 Miliar, Enggak Ikhlas Mainnya

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Atlet taekwondo Indonesia, Muhammad Hafizh Fachrur Rhozi dan Muhammad Alfi Kusuma enggan memusingkan bonus SEA Games 2025 setelah berhasil meraih medali emas di nomor poomsae cabang olahraga taekwondo.

Hafizh, Alfi, dan Muhammad Rizal menjadi peraih emas pertama Indonesia di SEA Games 2025 pada Kamis (10/12).

Hafizh tak ingin terbebani dengan bonus Rp1 miliar yang menanti jika menapak podium tertinggi di SEA Games 2025. Meski pada akhirnya berhasil memenuhi ambisinya, Hafizh berprinsip tetap fokus pada prestasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau mikir harus emas demi satu miliar, kita justru enggak ikhlas mainnya. Fokus aja ke performa, nanti medalinya ngikut," katanya seperti dikutip Antara.

Sedangkan Alfi menganggap bonus sebagai pembangkit semangat. Ia tak melihat besaran uang yang diterima melainkan bentuk perhatian yang diberikan untuk atlet yang berjuang di pentas internasional.

"Bonus itu pembangkit semangat. Tapi perhatian kecil saja kami sudah senang, apalagi sebesar ini," ujar Alfi.

Ada perjuangan di balik layar dalam perjuangan meraih emas SEA Games 2025. Latihan intensif jadi makanan sehari-hari meski harus berbagi waktu dengan kesibukan masing-masing.

Karena itu, kemenangan Rizal, Hafizh, dan Alfi terasa istimewa. Terlebih ketika mengetahui bagaimana mereka mempersiapkan diri. Hanya empat bulan.

Tanpa libur. Latihan pagi, siang, hingga malam. Intensitasnya bahkan menurut Alfi, yang sudah 10 tahun membela timnas, adalah yang paling berat sepanjang kariernya.

"Sebelumnya persiapan bisa sampai satu atau dua tahun. Sekarang cuma empat bulan. Latihan dari Senin sampai Minggu, nggak ada libur. Kita manusia biasa, bukan robot," ujar mereka.

Dalam empat bulan mereka menjalani training camp singkat di Korea sekitar sepuluh hari. Waktunya pendek, tetapi efeknya besar. Bertemu banyak atlet yang lebih kuat, meningkatkan rasa percaya diri, dan memperbaiki detail teknik.

Yang menarik, sebelum kembali dipanggil pelatnas, ketiganya justru sempat berlatih terpisah. Alfi sedang menjalani pendidikan TNI selama tujuh bulan, Rizal berlatih mandiri, sedangkan Hafizh sibuk menyelesaikan skripsinya. Chemistry mereka terbangun lagi justru di masa persiapan yang mepet.

"Minusnya banyak, tapi karena kami pernah satu tim di Vietnam dan pernah dapat perunggu di World Championship, jadi cepat nyambung lagi," kata Rizal.

[Gambas:Video CNN]

(ikw/nva)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial