Cara Deteksi Dini Kanker Payudara agar Bisa Sembuh Lebih Cepat

2 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Setiap bulan Oktober, dunia memperingati Breast Cancer Awareness Month atau Bulan Kesadaran Kanker Payudara. Momen ini bukan sekadar simbol pita merah muda, tetapi pengingat bagi setiap perempuan untuk lebih peduli pada kesehatannya sendiri.

Kanker payudara sendiri hingga saat ini masih menjadi jenis kanker dengan kasus terbanyak pada wanita di seluruh dunia. Namun kabar baiknya, peluang kesembuhan bisa sangat tinggi jika penyakit ini ditemukan sejak dini.

"Deteksi dini adalah kunci utama. Dengan mengetahui lebih awal, kita bisa melakukan penanganan sebelum kanker menyebar dan pengobatan menjadi lebih efektif," ujar Dokter Konsultan Bedah Onkologi dari Eka Hospital BSD, Sonar Soni Panigoro dalam keterangan tertulis, Selasa (7/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sama seperti kanker lainnya, deteksi dini pada kanker payudara berperan besar dalam keberhasilan pengobatan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengenali perubahan sejak awal, yakni:

1. SADARI (Periksa Payudara Sendiri)

Pemeriksaan ini bisa dilakukan setiap bulan, idealnya setelah masa menstruasi selesai. Dengan mengenali tekstur normal payudara, Anda akan lebih mudah mendeteksi jika ada benjolan atau perubahan yang mencurigakan.

2. SADANIS (Periksa Payudara Klinis)

Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan, dokter atau bidan sebaiknya dilakukan setidaknya sekali dalam setahun.

3. Mammogram dan USG Payudara

Pemeriksaan pencitraan ini sangat disarankan bagi wanita berusia di atas 40 tahun atau mereka yang memiliki faktor risiko tinggi. Teknik ini dapat menemukan benjolan yang belum terasa melalui perabaan.

"Banyak pasien datang setelah merasakan benjolan atau nyeri, padahal idealnya pemeriksaan dilakukan sebelum gejala muncul," tegas Sonar.

Ciri-Ciri yang perlu diwaspadai

Jangan menunggu rasa sakit muncul. Segera konsultasikan ke dokter jika Anda menemukan tanda-tanda berikut:

• Benjolan keras yang berbeda dari jaringan sekitar dan tidak hilang setelah menstruasi.

• Perubahan ukuran atau bentuk salah satu payudara.

• Kulit menebal, mengerut, atau tampak seperti kulit jeruk.

• Puting tertarik ke dalam atau mengeluarkan cairan yang tidak normal, terutama jika berdarah.

• Kemerahan atau pembengkakan yang tak kunjung hilang.

Kenali Faktor Risikonya

Meski semua wanita berisiko, ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker payudara, antara lain:

• Jenis kelamin dan usia

• Riwayat keluarga

• Mutasi genetik, seperti BRCA1 dan BRCA2.

• Riwayat reproduksi yakni menstruasi terlalu dini, menopause terlambat, atau belum pernah melahirkan.

• Gaya hidup, mulai dari Obesitas, kurang olahraga, serta konsumsi alkohol berlebihan.

Penanganan Kanker Payudara

Jika terdiagnosis kanker payudara, pasien tidak perlu langsung panik. Ada berbagai metode pengobatan yang bisa dilakukan, mulai dari operasi, radioterapi, kemoterapi, hingga terapi hormon dan terapi target.

"Pendekatan pengobatan saat ini bersifat multidisiplin. Artinya, pasien ditangani oleh tim dokter dari berbagai bidang agar mendapat rencana perawatan yang paling efektif dan personal," jelas Sonar.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial