CNN Indonesia
Selasa, 07 Okt 2025 16:56 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap alasan Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak disalurkan dalam bentuk uang tunai.
Jika diberikan dalam bentuk uang tunai, Dadan khawatir dana MBG itu akan disalahgunakan oleh orang tua.
"Kita tidak menggunakan metode di mana uang dikirim ke orang tua, kemudian orang tua suruh masak ya, itu satu sisi kita ada kekhawatiran bahwa uang ini tidak akan tepat guna," kata Dadan dalam diskusi Food Business Opportunity Zona Pangan di Jakarta, Selasa (7/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Dadan mengatakan dengan dibagikan langsung dalam bentuk makanan ke sekolah-sekolah, maka terjadi perputaran ekonomi.
Pasalnya, satu Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) atau dapur MBG mendapatkan anggaran Rp10 miliar di mana 85 persen digunakan untuk membeli bahan baku berupa produk pertanian lokal. Selain itu, program MBG juga menyerap tenaga kerja baru.
"Di mana di situ ada ibu-ibu yang selama ini tidak bekerja, jadi bisa bekerja, dan kemudian bisa mendapatkan tambahan penghasilan sehingga kemiskinan ekstrem bisa kita hilangkan di lokasi dimana SPPG berdiri," kata Dadan.
Dadan sebelumnya mengatakan Presiden Prabowo Subianto tetap memerintahkan agar program MBG dilanjutkan meski kasus keracunan masih marak terjadi.
"Yang terkait dengan kegiatan MBG, saya tetap diperintahkan oleh Pak Presiden (Prabowo) untuk melakukan percepatan-percepatan karena banyak anak, banyak orang tua yang menantikan terkait kapan menerima Makan Bergizi Gratis," ujar Dadan dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis (2/10).
"Di luar perintah itu saya tetap melaksanakan, kecuali nanti Pak Presiden mengeluarkan perintah lain," imbuhnya.
Ia menambahkan pemerintah untuk sementara menghentikan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur umum MBG yang terbukti bermasalah.
(fby/pta)