Baru Serap Rp27 T, BGN Yakin Anggaran MBG Capai Rp71 T di Akhir Tahun

3 hours ago 3

CNN Indonesia

Selasa, 21 Okt 2025 17:16 WIB

BGN mencatat realisasi anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) baru mencapai Rp27 triliun per 17 Oktober 2025 dari total alokasi Rp71 pada tahun ini. BGN mencatat realisasi anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) baru mencapai Rp27 triliun per 17 Oktober 2025 dari total alokasi Rp71 pada tahun ini. (Foto: CNN Indonesia/Adi Ibrahim)

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat realisasi anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) baru mencapai Rp27 triliun per 17 Oktober 2025.

Namun, Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang yakin anggaran MBG akan terserap Rp71 triliun hingga akhir tahun.

"Angkanya sudah hampir Rp27 triliun. Itu hari Jumat (17 Oktober) loh. Itu setiap hari, sekarang kan cepat sekali penambahan. Per hari ini saya belum ngecek, mungkin hari Sabtu baru saya tahu," kata Nanik ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (21/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Insyaallah ya, akhir tahun kita sudah Rp60 triliun lah, mungkin malah Rp71 triliun kita bisa capai," sambungnya.

Di sisi lain, ia mengatakan pihaknya telah menutup 112 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur MBG imbas kasus dugaan keracunan beberapa waktu terakhir.

Dari 112 SPPG yang ditutup, 13 di antaranya sudah mengajukan untuk beroperasi kembali.

"Yang ditutup jumlahnya 112 SPPG. Dari 112, ini yang menyatakan siap dibuka lagi 13. Tapi kita belum, lagi kita mau cek lagi," katanya.

Nanik mengatakan dapur MBG yang dibuka kembali harus memenuhi sejumlah syarat, di antaranya mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), sertifikat halal, dan Hazard Analysis and Critical Control Points HACCP).

Dapur MBG juga harus sesuai dengan petunjuk teknis (juknis), termasuk ruang pengemasan makanan yang harus dilengkapi dengan AC.

Ia mengatakan selama ini ada dapur MBG yang ruang pengemasannya tidak dilengkapi dengan AC, sehingga membuat makanan cepat basi.

"Nah, contoh hal-hal seperti itu harus dijalankan. Lantai harus diepoksi. Kenapa harus diepoksi, supaya kuman-kuman dari bawah tidak naik. Tempat pencucian ompreng harus terpisah dengan pencucian sayur dan sebagainya. Itu sekarang yang kita tegakkan," katanya.

[Gambas:Video CNN]

(fby/pta)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial