Baru Lahir Juni, Bayi Harimau Sumatra di Marga Satwa Bukittinggi Mati

12 hours ago 4

CNN Indonesia

Kamis, 03 Jul 2025 05:15 WIB

Bayi Harimau Sumatra yang lahir di TMSBK Bukittinggi meninggal setelah upaya penyelamatan. Kematian disebabkan dehidrasi dan kurang nutrisi dari induknya. Ilustrasi induk harimau sumatra dan anaknya. (REUTERS/Yara Nardi)

Padang, CNN Indonesia --

Seekor bayi Harimau Sumatra (Phantera Tigris Sumatrae) yang baru lahir pada Juni lalu di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi (TMSBK), Sumatera Barat (Sumbar) mati.

Kematian anak harimau tersebut pun dikonfirmasi Kepala BKSDA Sumbar, Hartono.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah berbagai upaya penyelamatan yang dilakukan tim dokter dan keeper, akhirnya anak Yani (bayi harimau) itu tidak terselamatkan dan menghembuskan nafas terakhir pada hari Selasa pagi tanggal 1 Juli 2025," jelas Hartono dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (2/7).

Hartono menjelaskan, bayi harimau yang mati tersebut berjenis kelamin jantan. Bayi harimau itu adalah anak dari indukan jantan Bujang Mandeh dan betina bernama Yani itu lahir pada Rabu (24/6) silam.

"Setelah lahir, tim dokter TMSBK Bukittinggi bersama keeper melakukan pemantauan terhadap Yani dan anaknya yang baru lahir. Kondisi awal pascamelahirkan Yani terlihat sangat lelah dan belum mau menyusui anaknya. Meski demikian, menjelang siang hari Yani mulai mau menyusukan anaknya," katanya.

"Namun, pada hari Minggu tanggal 29 Juni 2025 Yani terlihat stress dan tidak mau menyusukan anaknya, kondisi cuaca yang kering dan panas memperburuk kondisi anak Yani. Setelahnya kondisi anak Yani mulai membaik karena Yani mulai mau menyusukan anaknya hingga Senin malam," imbuhnya.

Kemudian, sambung Hartono, sehari kemudian induk harimau kembali gelisah dan enggan menyusui anaknya. Oleh karena itu, dia mengatakan tim dokter dan keeper pun kembali memberi pertolongan dan mengevakuasi anak harimau yang lemas itu ke klinik.

"Pada hari Selasa tanggal 1 Juli 2025 dinihari, kondisi Yani kembali gelisah dan tidak mau menyusui anaknya, sehingga anak Yani terlihat kelelahan dan terbaring lemas. Tim kemudian berupaya untuk memberikan pertolongan dengan evakuasi dan membawa anak Yani ke klinik untuk perawatan," tambahnya.

Setelah dinyatakan mati, bayi satwa langka dan dilindungi itu kemudian di nekropsi atau pemeriksaan medis pada bangkai.

"Dari nekropsi yang dilakukan, tidak ditemukan adanya kelainan pada organ-organ tubuh anak Yani, sehingga tim menyimpulkan bahwa kematian anak Yani disebabkan karena dehidrasi dan kurangnya asupan nutrisi dari induknya Yani," kata Hartono.

(ned/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial