Warga Jepang Sempat Protes Takaichi Kunjungi Kuil Korban PD II

2 hours ago 3

CNN Indonesia

Rabu, 29 Okt 2025 20:25 WIB

Warga Jepang sempat murka ke Sanae Takichi pada Agustus lalu saat kunjungi kuil peringatan korban Perang Dunia II. PM Jepang Sanae Takaichi. Foto: AFP/EUGENE HOSHIKO

Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Jepang pada Agustus lalu sempat murka ke Sanae Takaichi, yang kini terpilih sebagai perdana menteri, gara-gara dia mengunjungi kuil Yasukuni yang dianggap kontroversial. 

Yasukuni merupakan kuil untuk menghormati warga Jepang yang tewas dalam Perang Dunia II. Namun, tempat itu menjadi sumber kontroversial politik, usai 14 orang yang disebut sebagai Penjahat Perang Kelas A dari PD II diabadikan di tempat itu pada 1978, demikian dikutip Japan Forward.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa negara seperti China dan Korea Selatan menganggap Yasukuni sebagai simbol agresi Jepang.

Pada 15 Agustus lalu, Sanae Takaichi tampak mengunjungi Kuil Yasukuni untuk memperingati Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Dia terlihat mengenakan pakaian serba hitam, dan sepatu heels hitam.

Pejabat Jepang lain seperti Menteri Perikanan, Kehutanan, dan Pertanian Shinjiro Koizumi turut mengunjungi kuil tersebut.

Di kesempatan terpisah, dalam video wawancara yang diunggah media Asian Dawn di X pada awal Oktober, Takaichi menegaskan kunjungan dia ke Kuil Yasukuni untuk menghormati warga Jepang yang tewas dalam PD II.

"Saya datang ke sini semata-mata untuk menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada mereka yang gugur demi melindungi Jepang," kata Takaichi.

Salah satu netizen kemudian meretweet unggahan itu dan mempertanyakan apakah warga Jepang tak malu punya perwakilan seperti dia?

"Apakah warga Jepang tak malu?" kata netizen itu.

Netizen lain mengatakan anggapan Takaichi soal pelindung Jepang saat Perang Dunia II adalah berbahaya.

"Dia mempertimbangkan pelaku kejahatan perang sebagai pelindung Jepang. Perempuan bahaya," kata dia.

Netizen itu berujar, "Saat kesempatan datang, sia akan memberi lampu hijau menyerang dan menduduki wilayah lain."

Takaichi menjadi sorotan beberapa hari terakhir usai mengunjungi Pemakaman Jepang Kuala Lumpur di sela konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN pada pekan lalu.

Kunjungan itu menuai kritik tajam dari warga Malaysia. Mereka menyebut PM Jepang ini tone deaf atau tak peka terhadap korban-korban imbas pendudukan Jepang.

Jepang menjajah Malaya (saat ini Malaysia dan Singapura) pada Desember 1941 hingga Agustus 1945. Kolonialisme terjadi usai Jepang mengalahkan pasukan Blok Sekutu di Malaya (sebelum jadi Malaysia).

Sejauh ini, tak ada informasi jumlah korban tewas imbas pendudukan Jepang di Malaysia. Namun diduga angkanya mencapai puluhan ribu mengingat terjadi kelaparan, penyiksaan, hingga pembunuhan massal selama periode penjajahan.

(isa/dna)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial