Trump Patok Tarif Lebih Tinggi ke BRICS, Pemerintah Anggap Konsekuensi

14 hours ago 5
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mematok tarif 32 persen untuk Indonesia dan tarif tambahan lebih tinggi 10 persen karena Indonesia bagian dari BRICS. Pemerintah Indonesia menganggap sanksi tarif tersebut sebagai konsekuensi.

Berdasarkan catatan detikcom, Kamis (10/7/2025), Trump mulanya menyampaikan lewat surat resmi bahwa Indonesia akan dikenakan tarif 32% mulai 1 Agustus 2025. Surat tersebut dikirimkan langsung oleh Trump ke Presiden Indonesia Prabowo Subianto.

"Seperti yang Anda ketahui, tidak akan ada tarif jika Indonesia, atau perusahaan-perusahaan di negara Anda, memutuskan untuk membangun atau memproduksi produk di Amerika Serikat, dan pada kenyataannya, kami akan melakukan segala kemungkinan untuk mendapatkan persetujuan dengan cepat, profesional, dan rutin. Dengan kata lain, dalam hitungan minggu," tulis surat Trump kepada Prabowo yang diunggah di Truth Social, dikutip Selasa (8/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump juga membuka peluang penghapusan tarif jika pemerintah Indonesia dapat menghapus berbagai kebijakan tarif atau pembatasan perdagangan lainnya. Dengan begitu, Indonesia bisa mendapatkan penurunan atau penghapusan tarif.

"Jika Anda ingin membuka pasar perdagangan anda yang sebelumnya tertutup bagi Amerika Serikat, dan menghilangkan Kebijakan Tarif dan Non Tarif serta Hambatan Perdagangan Anda, kami mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian terhadap surat ini. Tarif ini dapat dimodifikasi, naik atau turun, tergantung pada hubungan kita dengan Negara Anda. Anda tidak akan pernah kecewa dengan Amerika Serikat," terangnya.

Alasan Trump tetap mengenakan Indonesia tarif 32% karena perdagangan AS terhadap Indonesia masih defisit. Untuk itu, pemerintahannya menilai perlu kebijakan perdagangan yang adil dan mengurangi defisit AS.

Tak berhenti sampai di situ, Trump ternyata juga mengancam Indonesia dan mengenakan tarif tambahan 10 persen ke Indonesia yang baru-baru ini menjadi anggota BRICS.

Trump Ingatkan Prabowo Jangan Balas Tarif 32%

U.S. President Donald Trump speaks at an event hosted by America250 in Des Moines, Iowa, U.S., July 3, 2025. REUTERS/Nathan Howard Foto: Presiden AS Donald Trump (REUTERS/Nathan Howard)

Tak berhenti sampai di situ, Trump juga ternyata mengancam Prabowo. Ia memperingatkan Indonesia tidak membalas tarif yang dikenakan Trump.

Ancaman tersebut juga tertuang dalam surat yang dikirimka ke Prabowo. "Jika karena alasan apapun Anda memutuskan untuk menaikkan tarif impor Anda (atas produk dari AS), maka tarif yang Anda naikkan akan ditambahkan ke 32% yang kami tetapkan," ancam Trump dalam surat itu.

Dalam surat tersebut, Trump mengungkapkan alasannya menghajar Indonesia dengan tarif impor 32% yakni karena ketidakseimbangan hubungan dagang. Ia menilai selama ini hubungan dagang antara AS dengan Indonesia tidak seimbang sehingga membuat AS mengalami defisit neraca dagang dengan Indonesia.

Untuk itu, Trump menilai perlu mengeluarkan kebijakan perdagangan untuk menutup defisit yang selama ini dianggap sebagai ancaman besar bagi ekonomi dan keamanan nasional AS.

"Kami telah bertahun-tahun berdiskusi mengenai hubungan dagang dengan Indonesia dan kami menyimpulkan bahwa kami harus menjauh dari kebijakan jangka panjang yang sangat persisten yang menyebabkan defisit perdagangan besar karena tarif dan kebijakan non-tarif, serta hambatan perdagangan dari Indonesia. Hubungan kita sejauh ini sayangnya tidak bersifat timbal balik," ucap Trump.

Tarif Tambahan 10%

U.S. President Donald Trump speaks at an event hosted by America250 in Des Moines, Iowa, U.S., July 3, 2025. REUTERS/Nathan Howard Foto: Donald Trump (REUTERS/Nathan Howard)

Belum selesai dengan tarif 32 persen, Trump juga mengancam untuk menambahkan tarif 10 persen bagi negara-negara yang tergabung dengan BRICS. Ia menyebut negara-negara yang tergabung dengan BRICS dianggap mendukung apa yang disebutnya sebagai "kebijakan anti-Amerika"

"Setiap negara yang memihak kebijakan Anti-Amerika BRICS, akan dikenakan Tarif TAMBAHAN 10%. Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!" tegas Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social, seperti dilansir Reuters, Senin (7/7).

Trump tidak mengklarifikasi atau menjelaskan lebih lanjut tentang apa yang dimaksudnya sebagai "kebijakan Anti-Amerika" dalam postingannya tersebut.

Ancaman Trump ini dilontarkan saat negara-negara anggota BRICS menggelar pertemuan puncak di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7) waktu setempat.

Sebagai informasi, BRICS merupakan organisasi antarpemerintah dengan empat negara anggota asli, yakni Brasil, Rusia, India dan China. Organisasi ini menggelar pertemuan puncak pertama mereka tahun 2009 lalu.

Pemerintah RI Anggap Konsekuensi

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi Foto: Mensesneg Prasetyo Hadi (Herdi Alif Al Hikam/detikcom)

Pemerintah Indonesia lewat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, bereaksi santai atas tarif 32 persen dan tarif tambahan 10 persen dari Trump.

"Kalau kaitannya dengan rencana pengenaan kembali tarif 10% bagi anggota BRICS, kami merasa itu bagian dari keputusan kita kalau kita bergabung dengan BRICS yang kemudian itu ada konsekuensi, mau tidak mau harus kita hadapi," kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (9/7).

Lebih lanjut, terkait tarif impor 32% untuk Indonesia, Prasetyo mengatakan sampai hari ini pemerintah masih memperjuangkan upaya negosiasi dengan AS. Ia menyebut Indonesia juga akan memberikan tawaran-tawaran ke AS.

"Jadi yang per hari ini dapat kami sampaikan adalah kita tetap melanjutkan upaya untuk bernegosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat. Berdasarkan apa yang disampaikan presiden Trump, di situ kan memberi tenggat waktu sampai 1 Agustus," ujar Prasetyo.

"Dari pemerintah Indonesia juga sudah memberikan tawaran kan, kalau kemudian itu memang dirasa per hari ini belum diterima oleh pemerintah Amerika, ya kita coba lagi lakukan negosiasi ulang," sambungnya.

Saksikan Live DetikPagi:

(maa/fca)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial