Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump membeberkan kemungkinan waktu pembebasan sandera Israel yang ditawan Hamas menyusul kunjungan dia ke Negeri Zionis dan Mesir.
"Jadi kami akan menyambut para sandera, seperti tak percaya, untuk kembali bersama keluarganya di rumah," kata Trump saat rapat kabinet pada Kamis (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia lalu berujar, "Dan ini akan berlangsung pekan depan. Kami berharap Senin atau Selasa."
Lebih lanjut, Trump mengatakan mungkin bakal sulit mengambil seluruh jenazah sandera yang meninggal dalam tawanan.
"Beberapa jenazah sulit ditemukan," imbuh dia, dikutip Reuters.
Trump juga dilaporkan akan terbang ke Mesir dan Israel dalam perjalanan satu hari atau one day trip awal pekan depan untuk menyaksikan penerapan gencatan senjata fase pertama. Ia dilaporkan akan terbang pada Minggu malam, 12 Oktober
Presiden AS ini diperkirakan akan tiba di Israel pada Senin pagi waktu setempat. Di sana, dia dilaporkan akan menyampaikan pidato di hadapan Knesset lalu bertemu keluarga sandera, demikian dikutip Axios.
Lalu, pada Senin siang, Trump akan terbang ke Mesir untuk bertemu Presiden Abdul Fattah El Sisi. Di Kairo, dia juga akan menghadiri pertemuan puncak kepala negara yang membahas Gaza.
Salah satu sumber mengatakan pertemuan ini juga akan dihadiri pemimpin atau menteri luar negeri dari Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Qatar, Uni Emirat Arab, Turki, Yordania, Arab Saudi, Pakistan dan Indonesia.
Mengenai jadwal pembebasan sandera, sebelumnya beredar informasi pelepasan akan dilakukan pada hari ini atau 72 jam setelah kesepakatan gencatan senjata fase pertama yang dimulai pada Kamis.
Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata fase pertama pada Rabu. Gencatan fase pertama mencakup pertukaran tahanan dan sandera, penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza, dan perizinan lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza.
Salah satu pejabat Hamas sebelumnya mengatakan akan menukar 20 sandera yang masih hidup dengan 2.000 tahanan Palestina di penjara Israel.
Menurut sumber di negara Arab, Hamas juga mengajukan pembebasan pemimpin gerakan Fatah, Marwan Barghouti, yang dipenjara seumur hidup serta pengembalian jenazah pemimpin mereka Yahya Sinwar dan Mohammad Sinwar yang disembunyikan Israel.
Palestina sejak Oktober 2023. Sejak saat itu, mereka menggempur habis-habisan warga dan objek sipil.
Imbasnya, lebih dari 67.000 warga di Palestina tewas dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.
(isa/bac)