Thailand-Kamboja Perang Lagi, 120 Ribu Warga di Titik Panas Dievakuasi

1 hour ago 2

CNN Indonesia

Rabu, 10 Des 2025 01:00 WIB

Ratusan ribu orang di empat provinsi perbatasan dievakuasi imbas perang yang kembali berkobar antara Thailand dan Kamboja. Ratusan ribu warga sipil di perbatasan dievakuasi imbas perang Thailand dan Kamboja. Foto: via REUTERS/Royal Thai Army

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 120 ribu warga sipil di empat provinsi dekat perbatasan dievakuasi menyusul perang yang kembali berkobar antara Thailand dan Kamboja, Selasa (9/12).

Menurut media lokal Thailand, The Nation, keempat provinsi itu yakni Ubon Ratchathani sebanyak 22.580 orang, Sisaket sebanyak 45.914 orang, Surin sebanyak 51.781 orang, dan Buri Ram 5.563 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak berwenang Thailand telah membuka 492 tempat penampungan sementara yang saat ini menampung 125.838 orang.

Mereka juga membuka 75 titik poin untuk kelompok rentan seperti orang-orang lanjut usia (lansia), anak-anak, perempuan hamil, difabel, dan orang-orang dalam kondisi kurang sehat.

Selain itu, Departemen Veteriner Angkatan Darat juga memasok 24.000 kilogram jerami kering untuk pakan ternak.

Hingga kini proses evakuasi masih berlangsung. Angkatan Darat Thailand juga telah mengimbau masyarakat untuk tidak membagikan foto, klip video, atau informasi yang menunjukkan pergerakan pasukan serta operasi militer demi menjaga keamanan.

Militer juga mengimbau masyarakat untuk mengikuti informasi terkini dari saluran resmi pemerintah dan laman milik Angkatan Darat, Second Army Area.

Kedua negara tetangga itu kembali berperang sejak awal pekan ini. Thailand mengeklaim Kamboja lebih dulu meluncurkan serangan roket ke daerah perbatasan seperti Ban Sai Tho hingga Buri Ram. Mereka lalu membalas dengan mengerahkan jet tempur F-16.

Imbas kejadian tersebut, satu tentara Thailand dan empat warga sipil Kamboja tewas.

Pada Juni lalu, kedua negara sempat berperang selama empat hari. Kemudian, Malaysia selaku ketua ASEAN pada saat itu mengupayakan negosiasi hingga akhirnya sepakat gencatan senjata.

Namun tak lama setelah gencatan senjata, kedua negara saling tuding melanggar kesepakatan.

(isa/dna)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial