Jakarta, CNN Indonesia --
Spanyol menjatuhkan denda sebesar 64 juta euro atau Rp1,25 triliun (kurs Rp19.550 per euro) ke perusahaan penyewaan akomodasi Airbnb karena mengiklankan properti sewa jangka pendek ilegal.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menekan pariwisata berlebihan (overtourism) yang dinilai telah mendorong kenaikan harga perumahan.
Pemerintah Spanyol berusaha membatasi penyewaan jangka pendek yang dipasarkan melalui situs seperti Airbnb dan Booking.com, yang dianggap mengurangi ketersediaan hunian bagi warga lokal dan menyebabkan harga sewa melonjak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada ribuan keluarga yang hidup di ambang batas karena masalah perumahan, sementara segelintir pihak meraup untung dari model bisnis yang mengusir orang dari rumah mereka," kata Menteri Hak Konsumen Spanyol Pablo Bustinduy, mengutip VnExpress, Kamis (19/12).
Airbnb menarik 65 ribu iklan pada Juli lalu yang menurut Kementerian Hak Konsumen Spanyol melanggar aturan. Bustinduy mengatakan denda yang dijatuhkan tersebut setara dengan enam kali lipat keuntungan yang diperoleh Airbnb dari iklan ilegal itu.
Denda itu juga merupakan denda terbesar kedua yang pernah dijatuhkan kementerian atas pelanggaran hak konsumen.
Namun, Airbnb menyatakan akan mengajukan banding.
"Airbnb yakin tindakan kementerian bertentangan dengan regulasi yang berlaku di Spanyol, dan kami berniat menggugat denda ini di pengadilan," ujar juru bicara perusahaan.
Airbnb menambahkan bahwa aturan penyewaan jangka pendek di Spanyol berubah sejak Juli, dan perusahaan kini bekerja sama dengan Kementerian Perumahan Spanyol untuk menerapkan sistem registrasi baru. Perusahaan mengatakan lebih dari 70 ribu iklan telah menambahkan nomor registrasi sejak Januari.
Tak hanya Airbnb, Spanyol juga menjatuhkan denda 108 juta euro kepada maskapai Ryanair pada 2024 lalu karena mengenakan biaya tambahan untuk bagasi kabin. Namun, Komisi Eropa menilai bahwa denda terhadap Ryanair dan maskapai murah lainnya melanggar peraturan Uni Eropa.
Spanyol mencatat rekor 94 juta wisatawan pada 2024, menjadikannya negara paling banyak dikunjungi kedua di dunia setelah Prancis.
Sedangkan selama delapan bulan pertama 2025 saja, sudah ada 66,8 juta wisatawan asing yang berkunjung ke Spanyol. Jumlah itu naik 3,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Meski pariwisata menjadi penopang utama ekonomi Spanyol, gelombang protes terhadap overtourism terus meningkat di destinasi populer seperti Barcelona, Malaga, serta kepulauan Balearic dan Canary.
(fby/pta)

3 hours ago
1































