Serangan Israel Bunuh 30 Warga Gaza Usai Kesepakatan Gencatan Senjata

7 hours ago 2

CNN Indonesia

Jumat, 10 Okt 2025 05:10 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Sedikitnya 30 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan. Serangan terjadi hanya beberapa jam setelah penduduk melaporkan kolom asap dan ledakan di wilayah Gaza.

Salah satu serangan paling parah menimpa rumah keluarga Ghaboun di lingkungan Al‑Sabra, Gaza Utara, di mana lebih dari 40 orang terjebak di bawah reruntuhan, menurut pertahanan sipil Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari serangan itu setidaknya enam orang tewas," kata Dr. Mohammed Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit Al‑Shifa, melansir CNN, Kamis (9/10).

Ia mengatakan sejak Rabu malam, total korban tewas mencapai angka 30 orang. Angkatan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka menargetkan sel teroris Hamas yang beroperasi dengan kedekatan terhadap pasukan IDF dan mengancam secara langsung.

Kendati demikian, pernyataan IDF belum dapat diverifikasi secara independen.

Rekaman dari pertahanan sipil memperlihatkan tim penyelamat merunduk di antara puing-puing, berupaya menyelamatkan pria, wanita, dan anak-anak yang tertimbun. Salah satu klip menunjukkan petugas mengangkat seorang bocah dari reruntuhan; tubuh anak itu tertutup debu dan luka, dan terdengar tangisannya.

Sementara itu, gencatan senjata yang baru diumumkan menjadi sorotan karena serangan ini dianggap melanggar kesepakatan. Warga Gaza sempat berharap akan tercipta masa tenang pascagencatan, namun kenyataan di lapangan berbeda.

Sebelumnya, Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata tahap pertama di Jalur Gaza, pada Rabu (8/10). Kesepakatan itu mencakup pembebasan seluruh sandera dari Gaza dan penarikan pasukan Israel.

Selain pertukaran tahanan, minimal 400 truk yang membawa bantuan kemanusiaan juga akan masuk ke Jalur Gaza setiap hari, selama lima hari pertama gencatan senjata. Penyaluran bantuan itu akan ditingkatkan pada hari-hari berikutnya.

Sejak agresi dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 67 ribu warga sipil Palestina tewas dan bencana kelaparan akut kian parah di wilayah kantong tersebut.

(dmi/dmi)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial