CNN Indonesia
Rabu, 05 Nov 2025 13:03 WIB
Jaecoo Indonesia menjelaskan mobil mereka sudah siap menggunakan BBM bioetanol E10. (Jaecoo Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia --
Jaecoo memastikan seluruh model bensin hingga plug-in hybrid (PHEV) yang dijual di Indonesia sudah siap menggunakan bahan bakar dicampur etanol hingga kadar 10 persen (E10). Namun, perusahaan tetap akan melakukan riset lanjutan untuk memastikan kesesuaian dengan karakter bahan bakar Tanah Air.
Head of Product Jaecoo Indonesia Ryan Ferdiean menyampaikan, secara teknis mesin mobil mereka sudah mendukung penggunaan bioetanol tetapi kata dia itu masih dalam tahap pengembangan di China.
"Kalau secara engine kami sudah bisa sampai E10, sudah bisa, cuma itu development di china. Kami harus melakukan konfirmasi pada saat pemerintah memutuskan untuk menggunakan Etantol E10 itu," kata Ryan di Jakarta, Senin (3/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan proses adaptasi tidak semata pada sisi mesin, tetapi juga bergantung terhadap karakter bahan bakar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami observasi bahan bakar di Indonesia seperti apa, apakah ada penyesuaian, kami akan studi," ucapnya.
Jaecoo memastikan penggunaan Pertamax Green atau bahan bakar dengan kadar etanol 5 persen tidak menimbulkan masalah bagi jajaran produknya.
"Pertamax Green gak masalah. Semua mobil bensin sudah bisa, J7 dan J8," kata dia.
Pemerintah bakal menerapkan E10 untuk seluruh produk bensin di dalam negeri mulai 2027. Sementara buat diesel, diterapkan Biodiesel B50 pada 2026.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan mandatory E10 sudah dibahas dengan Presiden Prabowo Subianto dan telah disepakati untuk menerapkannya.
E10 tujuannya mengurangi impor minyak dalam negeri dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah. Salah satunya dari tanaman tebu untuk dijadikan etanol.
Berdasarkan porsinya, penggunaan BBM untuk konsumsi saat ini sebesar 60 persen masih berasal dari impor. Oleh sebab itu, demi kemandirian energi dalam negeri, pemerintah harus menggunakan sumber daya yang dimiliki.
Selain untuk mengurangi impor, imbuh Bahlil, mandatory E10 juga bertujuan untuk mendukung komitmen energi bersih yang ramah lingkungan atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
"Dengan demikian, kita akan campur bensin kita dengan etanol. Tujuannya apa, agar tidak kita impor banyak dan juga untuk membuat minyak yang bersih, yang ramah lingkungan," jelasnya.
Bahlil memperkirakan penerapannya bisa berlaku 2-3 tahun ke depan atau pada 2027 atau 2028.
(ryh/fea)

2 hours ago
3




































