Jakarta, CNN Indonesia --
Perayaan Natal lebih dari sekadar merayakan kehadiran Tuhan. Natal jadi pengingat bahwa Tuhan itu hadir lewat berbagai keseharian kita.
Dalam bacaan Injil, kita diajak untuk membuka hati akan sapaan Tuhan dan menyadari bahwa kabar gembira itu untuk siapa pun tanpa memandang status atau jumlah followers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bacaan I
Yesaya 6: 2-11
Sebab inilah yang telah diperdengarkan Tuhan sampai ke ujung bumi! Katakanlah kepada putri Sion: Lihat, Penyelamatmu datang! Mereka yang dikumpulkan dengan jerih payah-Nya ada bersama-sama dengan Dia, dan mereka yang dihimpun-Nya berjalan di hadapan-Nya.
Orang akan menyebut mereka: "Bangsa-Kudus", "Orang-orang Tebusan-Tuhan"; dan engkau akan disebut: "Yang-Dicari", "Kota-yang Tidak-Ditinggalkan".
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.
Injil
Lukas 2: 1-14
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Natal 25 Desember 2025
Ilustrasi. Natal jadi momen pengingat bahwa Tuhan hadir di tengah dunia yang kian bising. (REUTERS/Remo Casilli)
Para gembala mendapat kabar kelahiran Yesus dari malaikat. Mereka sebenarnya ketakutan sebab malaikat Tuhan begitu dekat dan bersinar terang.
Bayangkan situasi serupa juga terjadi pada kita. Tuhan mengirimkan informasi lewat malaikat yang tiba-tiba muncul penuh terang. Mungkin kita tidak akan sempat menerima informasi itu sebab sudah lari tunggang langgang ketakutan.
Di tengah dunia yang ramai dan sibuk, kepekaan untuk merasakan kehadiran Tuhan semakin berkurang. Dunia digital banyak menyedot atensi. Jangankan Tuhan, apa yang terjadi di sekitar belum tentu tahu.
Oleh karenanya, momen Natal jadi momen untuk kembali menyadari kehadiran Tuhan. Tuhan hadir tanpa perayaan meriah, hadir di tempat sederhana bahkan terbilang tidak layak.
Hanya saja, kehadiran-Nya mampu membawa perubahan pada dunia.
Dalam bacaan Injil, para gembala jadi orang pertama yang diundang ke Betlehem. Dalam budaya Yahudi, gembala dipandang sebagai kaum kecil dan sering dipandang rendah.
Akan tetapi, malaikat justru menampakkan diri para mereka terlebih dahulu. Dari sini kita tahu bahwa Allah memilih yang sederhana, kemudian kabar gembira itu untuk semua orang.
Allah tidak memberikan kabar gembira berdasar jabatan, 'likes', prestasi, atau jumlah followers. Dia memilih hati terbuka dan mau mendengarkan.
Natal lebih dari sekadar merayakan kelahiran Sang Juru Selamat. Natal juga mengajak kita untuk membuka hati akan sapaan Tuhan.
Selamat Natal dan selamat menyambut Dia yang hadir menerangi hati.
(els)

5 hours ago
4































