Ramai-ramai Anggota DPR Cecar Kemenag soal Pergantian Sistem Syarikah

3 hours ago 2

Jakarta -

Anggota Komisi VIII DPR RI ramai-ramai meminta penjelasan dari Kemenag terkait sistem syarikah (perusahaan Arab Saudi yang melayani jemaah RI) dari yang semula satu kini bertambah menjadi 8. Mereka menyoroti dalam satu kloter jemaah yang berbeda syarikahnya.

Salah satunya, legislator NasDem, Dini Rahmania yang mengatakan perubahan sistem syarikah mampu memisahkan jemaah dengan keluarga. Ia mengkritik apakah hal itu benar sistem syarikah atau semrawut.

"Sejak awal kami sudah mendengar bahwa sistem syarikah akan membawa perubahan. Tapi nyatanya, jemaah kita dipisahkan dari keluarga, pendamping lansia tidak bersama jemaahnya, dan hotel dipilih tanpa koordinasi yang cukup. Yang menjadi pertanyaan saya, ini sistem syarikah atau sistem semrawut?" ujar Dini dalam rapat dengar pendapat bersama Dirjen PHU Kemenag, DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dini mengatakan sistem syarikah sudah diperkenalkan sejak 2022. Namun, baru pelaksanaan haji kali ini dilaporkan adanya kekacauan.

"Jika sejak 2022 sistem ini diperkenalkan, kenapa baru sekarang muncul kekacauan? Ini bukan hanya soal sistem luar negeri, tapi soal mitigasi internal. Artinya, Kemenag perlu introspeksi, bukan sekadar menyalahkan pihak luar," ungkapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Legislator PDIP Ansari, ia menyoroti 8 syarikah yang menangani jemaah haji di RI justru menimbulkan masalah. Ia menyebut hal ini menjadi tantangan bagi Kemenag ke depan.

"Tentu tahun ini adalah pengalaman pertama kita bersama dengan 8 syarikah. Yang kita anggap dengan 8 syarikah maka akan lebih baik namun ternyata, kenyataannya, masih banyak sekali permasalahan dan tantangan yang perlu kita lewati," tambahnya.

Sementara, Legislator Demokrat Namag Samodra mengatakan akar permasalahan di pelaksanaan Haji 2025 ada pada sistem syarikah. Ia memandang semestinya kloter jemaah RI tak perlu sampai tercecar.

"Akar permasalahannya adalah karena syarikah yang tidak satu paket dengan kloter, itu masalah utamanya," ujar Nanang.

"Nah, pertanyaan saya, siapa sih yang menetapkan syarikah? bukankah kita menetapkan syarikah? mengapa syarikah ini kok kita lepaskan begitu saja, kemudian ada kloter yang tercecer karena mestinya, menurut pandangan saya, kitalah yang menentukan syarikah," imbuhnya.

Kemenag Lakukan Mitigasi

Jika pelaksanaan haji sebelumnya hanya ada satu mitra pelayanan haji, kini dibagi menjadi 8 syarikah. Dirjen PHU Kemenag, Hilman Latief, mengatakan lantaran sistem ini, keberangkatan gelombang pertama masih ditemukan kloter yang gado-gado atau berbeda syarikah.

"Permasalahan lain di Madinah dan di Makkah, yang pertama adalah mengenai kloter campuran syarikah. Nah ini yang awalnya kita sudah didesainkan dengan Kepdirjen yang saya keluarkan tiga bulan yang lalu, tapi kemudian di lapangan ternyata ada kendala kendala kultural ya, yang harus di akomodasi terutama di kabupaten, kota dan juga di Kanwil sehingga menyebabkan penerbangan satu kloter banyak, atau ada yang gado-gado gitu ya, terdiri dari beberapa perusahaan yang akan melayaninya gitu ya ini yang terjadi," kata Hilman dalam rapat Komisi VIII DPR RI.

Hilman mengatakan syarikah di Arab Saudi akhirnya juga sulit untuk menjangkau jemaah RI yang berbeda kloter. Ia menyebut Kemenag sempat mengatur jemaah haji supaya tidak tercecar.

"Sehingga ini menyulitkan syarikah juga untuk menjangkau jemaah yang datang pada waktu itu. Ini saya kira dinamika yang harus kami hadapi di sisi yang lain kita juga akomodatif yang ada di Tanah Air, tapi sebetulnya ketika awal atau pertengahan minggu kedua lah kami agak bertahan itu sebetulnya untuk menjaga jangan sampai di sananya yang repot," katanya.

Kemenag pun menyiapkan mitigasi untuk gelombang kedua keberangkatan haji. Hilman mengatakan ke depannya satu kloter akan diperketat untuk satu syarikah.

"Kami mendorong untuk menentukan kloter di sana yang berbasis syarikah dengan hotel terdekat dengan menerapkan prinsip one syarikah one kloter secara ketat mulai gelombang II. Ini sudah kita lakukan, hanya ada beberapa," ujar Hilman.

"Jadi kalau kita lihat Bapak-Ibu di minggu ini, isi pesawat 494 itu satu syarikah semua Pak. Dan itu pasti satu hotel semua. Tapi misalnya ada 4 orang, 3 orang, itu petugas Pak," lanjutnya.

(dwr/eva)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial