CNN Indonesia
Jumat, 10 Okt 2025 14:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menceritakan pengalamannya setelah menjabat selama satu bulan sebagai Bendahara Negara.
Purbaya dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 8 September 2025, menggantikan Sri Mulyani Indrawati.
Purbaya mengaku selama satu bulan menjadi Menteri Keuangan, dirinya menemukan banyak hal. Salah satunya, dia melihat serapan APBN 2025 yang tidak maksimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cukup kusut sih. Kan ada berbagai hal. Pertama saya lihat anggaran negara seperti apa 2025. 2025 penyerapannya seperti apa, ternyata banyak juga yang tidak diserap dan yang utamanya ada banyak uang nganggur," kata Purbaya, Jumat (10/10) seperti dikutip dari CNBCIndonesia.
Dia menemukan ada anggaran yang nganggur di bank sentral, Bank Indonesia, yakni Saldo Anggaran Lebih (SAL). Dia menilai anggaran ini seharusnya dimanfaatkan oleh sektor riil untuk menunjang akselerasi pertumbuhan ekonomi.
Lalu, hal kedua yang ditemukan Purbaya adalah pemotongan transfer ke daerah (TKD) 2026. Sebagai informasi, alokasi anggaran TKD dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dipatok sebesar Rp 649,99 triliun.
Jumlah itu berkurang Rp 269 triliun jika dibandingkan dengan alokasi dalam APBN 2025 sebesar Rp 919,87 triliun. Dalam pembicaraan dengan DPR, Purbaya memutuskan anggaran TKD 2026 ditambah sedikit sebesar Rp 43 triliun menjadi Rp 693 triliun.
Akibat kebijakan ini, Purbaya mengaku digeruduk oleh Gubernur dan Bupati. Mereka protes karena TKD-nya dipangkas.
"Ya gampang-gampang susah menghadapi mereka," tegasnya.
Namun, Purbaya berjanji jika ekonomi membaik, dirinya akan mengembalikan anggaran yang dipangkasnya. Namun, itu ada syaratnya; serapan anggaran pemerintah daerah harus bagus.
"Jangan ada yang macet, jangan ada yang bocor sana-sini. Jadi satu bulan ini cukup seru," katanya.
(agt/sfr)