Polisi Imbau Pendemo Tak Sweeping dan Paksa Ojol yang Tak Ikut Aksi

8 hours ago 1

Jakarta -

Komunitas ojek dan sopir taksi online mematikan aplikasi secara massal dalam aksi demo hari ini. Polisi mengimbau peserta demo tidak melakukan sweeping hingga memaksa rekannya yang tidak ikut aksi.

"Kami mengimbau supaya melakukan aksi dengan tertib, tidak memaksakan rekan-rekan lain yang tidak ikut aksi. Hindari tindakan anarkis, sweeping yang berpotensi menimbulkan pidana," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, kepada wartawan, Selasa (20/5/2025).

Ade Ary juga mengimbau kepada peserta demo agar tidak terprovokasi informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Peserta demo juga diimbau untuk memberikan hak para pengguna jalan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Silakan sampaikan aspirasi secara damai, tertib, dan sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Berikan hak kepada pengguna jalan lainnya," imbuhnya.

Sementara itu, polisi juga mengimbau kepada masyarakat yang akan bepergian untuk mengatur kembali perjalanannya. Masyarakat diimbau untuk menghindari tiga titik demo yakni DPR, kawasan Patung Kuda, dan depan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Hindari kawasan Monas, Bundaran HI, Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR/MPR RI selama kegiatan unjuk rasa berlangsung. Atur waktu dan rute perjalanan untuk menghindari potensi kemacetan dan penutupan arus lalu lintas," jelasnya.

Lebih lanjut, Ade Ary menyampaikan pihak kepolisian melaksanakan pengamanan unjuk rasa secara profesional. Ade Ary berharap demo digelar dengan tertib dan kondusif.

"Polda Metro Jaya menjamin kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum, namun juga berkewajiban menjaga keamanan dan ketertiban bersama. Dengan kerja sama yang baik antara masyarakat, peserta unjuk rasa, dan aparat keamanan, diharapkan seluruh rangkaian kegiatan dapat berlangsung aman, tertib, dan kondusif," paparnya.

Demo komunitas ojek dan sopir taksi online hari ini akan digelar di 3 titik yaitu kawasan Patung Kuda, depan gedung DPR/MPR RI, dan Kemenhub. Pihak kepolisian mengerahkan 2.554 personel gabungan untuk melaksanakan pengamanan demo.


Aplikasi Dimatikan Massal

Ojek dan taksi online akan menolak pesanan dengan mematikan aplikasi dalam aksi demo ini. Asosiasi Ojol Garda Indonesia meminta masyarakat tidak melakukan pemesanan pada Selasa (20/5) hari ini.

"Serta akan dilakukannya pelumpuhan pemesanan penumpang, pemesanan makanan dan pengiriman barang melalui aplikasi secara massal dengan cara mematikan aplikasi pada hari Selasa, 20 Mei 2025 mulai jam 00.00 sampai dengan jam 23.59 WIB," kata Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, dalam keterangannya, kemarin.

Dia mengatakan unjuk rasa tersebut untuk menagih ketegasan pemerintah selaku regulator untuk bertindak atas pelanggaran regulasi yang dilakukan sejak 2022. Dia mengatakan demo hari ini menjadi puncak kekecewaan para pengemudi online.

Berikut tuntutan massa ojol:

  1. Presiden RI dan Menteri Perhubungan berikan sanksi tegas kepada perusahaan aplikasi pelanggar regulasi Pemerintah RI / Permenhub PM No.12 tahun 2019, Kepmenhub KP No.1001 tahun 2022;
  2. DPR RI Komisi V agar menggelar RDP gabungan Kemenhub, Asosiasi, Aplikator;
  3. Potongan Aplikasi 10%;
  4. Revisi Tarif Penumpang (hapus aceng, slot, hemat, prioritas dll); dan
  5. Tetapkan Tarif Layanan Makanan dan Kiriman Barang, libatkan Asosiasi, Regulator, Aplikator, dan YLKI.

(mei/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial