Pavel Durov, Bos Pesaing Utama Whatsapp Berharta Rp284 T

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

"Kita Kehabisan Waktu!" seru Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO Telegram, aplikasi pesan instans yang menjadi rival utama Whatsapp. Ia mewanti-wanti pemerintah akan mengubah masa depan internet.

Pada 10 Oktober kemarin, Pavel berulang tahun ke-41. Alih-alih merayakan hari kelahiran, ia mengumumkan 'ramalan' buruk itu. Generasi saat ini terancam tercatat dalam sejarah sebagai angkatan terakhir yang memiliki kebebasan.

"Saya akan berusia 41 tahun, tetapi saya tidak ingin merayakannya. Generasi kita kehabisan waktu untuk menyelamatkan internet gratis yang dibangun untuk kita oleh para pendahulu kita," tulis Durov dalam akun X @durov tepat di hari ulang tahunnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pemerintah bakal mengubah internet yang dulunya medium pertukaran informasi menjadi alat pengendali utama.

"Negara-negara yang dulunya bebas kini memperkenalkan langkah-langkah distopia seperti kartu identitas digital (Inggris), pemeriksaan usia daring (Australia), dan pemindaian massal pesan pribadi (Uni Eropa)," ujarnya.

Ia juga menyebut Jerman mempersekusi siapa saja yang berani mengkritik pejabatnya di internet. Inggris juga memenjarakan ribuan orang gara-gara isi twit.

"Prancis sedang menyelidiki secara kriminal para pemimpin teknologi yang membela kebebasan dan privasi," ujarnya.

Soal Prancis, Durov tampaknya menceritakan kisah pribadi. Ia pernah ditangkap dan ditahan di Negara Mode Dunia itu dengan tuduhan 'serampangan'.

Orang terkaya Uni Emirat Arab (UAE) memang konsisten menyuarakan privasi data. Bos teknologi ini memilih 'mati' ketimbang mengizinkan pihak ketiga bisa mengakses chat di Telegram.

Kini pengguna aktif Telegram diperkirakan tembus 1 miliar. Durov mengklaim Instagram sudah mulai cuan, didukung berbagai fitur untuk mendukung bisnis layanan pengguna premium, bagi hasil iklan dengan pembuat konten di channel, serta toko aplikasi mini.

Ia masuk dalam jajaran orang terkaya dunia, bahkan berada di urutan teratas di level UAE. Forbes menaksir harta bos Telegram itu tembus US$17,1 miliar atau setaraRp284 triliun (asumsi kurs Rp16.618,69 per dolar AS).

Durov lahir pada 10 Oktober 1984 di Saint Petersburg, Rusia. Ia berkuliah di Saint Petersburg State University dan lulus pada 2006.

Ia dijuluki "Russian Zuckerberg" karena mendirikan jejaring sosial VKontakte (VK) pada 2006 saat berusia 22 tahun. Di VK, ia hanya bertahan sampai 2014 karena tak mau ditekan pemilik baru dan pemerintah Rusia.

Tak cuma cabut dari VKontakte, ia sekaligus angkat kaki dari Rusia menolak permintaan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial pertamanya itu.

Nah pada 2013, ia bersama adiknya, Nikolai Durov, mendirikan aplikasi pesan singkat Telegram. Aplikasi ini sangat menekankan privasi dan enkripsi. Pada 2017, seiring kaburnya Durov dari Rusia, kantor pusat Telegram ia pindahkan ke Dubai, UAE.

Durov dan Nikolai juga membuat sebuah sistem blockchain bernama TON. Keduanya berhasil menghimpun dana US$1,7 miliar dari para investor untuk membangun perusahaan ini.

Ia menjadi warga negara Prancis pada Agustus 2021. Ia juga menerima kewarganegaraan UEA, juga tercatat sebagai warga negara St. Kitts and Nevis, negara kepulauan di Karibia.

Rusia memblokir Telegram pada 2018 karena menolak untuk mematuhi perintah pengadilan untuk memberikan akses kepada layanan keamanan negara ke pesan terenkripsi milik penggunanya. Pemblokiran tersebut dicabut pada 2020 usai Durov berkompromi dengan menyetujui untuk melawan terorisme dan ekstremisme di platformnya.

Pada Agustus 2024, Durov ditahan di Prancis, tak lama setelah mendarat dengan jet pribadi dari Azerbaijan, atas tuduhan terlibat mendistribusikan pornografi anak, obat-obatan terlarang, dan perangkat lunak peretasan di Telegram.

Sepekan ditahan, ia akhirnya bebas bersyarat dan membayar jaminan 5 juta euro atau setara Rp96 miliar. Selama 7 bulan di sana, Telegram banyak dirombak. Salah satu paling mencolok adalah memperkuat mode moderasi konten Telegram, hal yang sangat ditentangnya karena bentuk penyensoran dan kontrol pemerintah.

Jarang Main HP

Durov ternyata membatasi pemakaian ponsel untuk dirinya sendiri. Pembatasan ini demi menjaga menjaga kreativitas dan fokus. Ia menghindari 'menyentuh' ponsel saat bangun pagi. Sebab, hal itu menjadikannya seperti robot yang diberi tahu apa yang harus dipikirkan sepanjang hari. Ia juga menghindari baca berita dan membuka media sosial hingga larut malam dengan alasan yang sama.

Durov menilai smartphone adalah gangguan dan penghalang besar untuk memunculkan ide-ide orisinal.

"Hal ini agak berlawanan dengan perusahaan, karena saya mendirikan salah satu jejaring sosial terbesar di dunia. Namun makin terhubung dan mudah diakses Anda, semakin kurang produktif Anda," ujarnya.

Dalam sehari, ia mengalokasikan 11-12 jam untuk beristirahat. Durov berbaring di tempat tidur sambil berpikir, karena momen seperti inilah gagasan bagus lahir.

"Saya suka momen-momen seperti ini. Saya mendapatkan begitu banyak ide brilian atau setidaknya ide-ide itu tampak brilian bagi saya, saat saya berbaring di tempat tidur, baik larut malam maupun pagi-pagi sekali," katanya saat berbincang dengan ilmuwan komputer Lex Fridman.

Punya Ratusan Anak

Durov berencana mewariskan kekayaannya kepada lebih dari 100 anak biologisnya. Dari total itu, hanya enam anak yang diperoleh dari hubungan dengan pribadi tiga perempuan, sisanya lahir melalui donor sperma.

Ia tak membedakan mana anak yang lahir dari hubungan pribadi dengan hasil donasi sperma. Mereka semua adalah keturunanya dan berhak menerima bagian yang sama. Durov pun membuat wasiat agar tak terjadi rebutan warisan setelah ia wafat.

Durov rutin mendonorkan sperma sejak 2010.

[Gambas:Video CNN]

(pta)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial