Jakarta, CNN Indonesia --
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menggelar Sosialisasi Kredit Program Perumahan bertema "Gotong Royong Membangun Rumah untuk Rakyat" di Medan, Sumatera Utara, baru-baru ini sebagai wujud dukungan terhadap program 3 Juta Rumah.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, serta Group CEO BRI, Hery Gunardi.
Dalam sambutannya, Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menjelaskan bahwa sektor perumahan memiliki dampak ekonomi yang luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program rumah subsidi ini memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, menyejahterakan banyak keluarga sekaligus menggerakkan perekonomian. Melalui Kredit Program Perumahan (KPP) dan KPR FLPP, BRI berkomitmen memperluas akses pembiayaan yang layak dan terjangkau, serta menjadi bagian dari upaya besar mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Hery.
Skema KPP ini disalurkan melalui dua sisi, yakni sisi supply melalui dukungan terhadap UMKM pengembang, kontraktor, dan penyedia bahan bangunan untuk meningkatkan kapasitas dalam penyediaan rumah. Sementara dari sisi demand, BRI memberikan pembiayaan bagi UMKM individu/perseorangan untuk pembelian, pembangunan, atau renovasi rumah yang juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat usaha.
Hery menambahkan, BRI juga mencatat capaian positif dalam penyaluran KPR Subsidi FLPP. Hingga 7 September 2025, BRI berhasil menyalurkan 25.080 unit rumah atau setara 100 persen dari total kuota, menjadikan BRI sebagai bank dengan penyerapan FLPP tertinggi di antara seluruh Himbara.
"Alokasi kuota FLPP BRI di tahun 2025 juga meningkat signifikan, dari 17 ribu unit pada tahun 2024 menjadi 25 ribu unit pada tahun 2025 atau tumbuh 47 persen YoY," katanya.
Menurut Hery, keberhasilan program ini tidak terlepas dari kolaborasi pemerintah, perbankan, pengembang, asosiasi, dan masyarakat.
"Hari ini, dari Medan, kita menyuarakan semangat kolaborasi nasional melalui partisipasi 3.000 peserta, terdiri dari developer, kontraktor, pedagang bahan bangunan, dan UMKM. Semangat gotong royong ini menjadi kunci agar backlog perumahan dapat kita kurangi bersama," ujar Hery.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait menyampaikan apresiasi terhadap sinergi yang telah terjalin antara pemerintah, perbankan, dan masyarakat dalam mempercepat penyediaan hunian bagi rakyat. Ia menilai, BRI memiliki kesiapan penuh mendukung pelaksanaan program perumahan rakyat.
"Pegawai BRI mampu menjawab langsung berbagai pertanyaan dan kebutuhan masyarakat, khususnya pelaku UMKM. Ini membuktikan bahwa BRI hadir tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga menjadi mitra nyata masyarakat di lapangan. Program ini terbukti memberi manfaat besar dan mendapat sambutan positif dari masyarakat," paparnya.
Maruarar berharap, ke depannya sinergi bersama BRI dapat diperkuat agar semakin banyak keluarga berpenghasilan rendah memiliki rumah yang layak dan terjangkau. Senada, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan bahwa sektor perumahan memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Program 3 Juta Rumah berkontribusi sekitar dua persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selain memperkuat sektor properti, program ini juga menyerap tenaga kerja dari berbagai bidang," ujar Tito.
Gubernur Bobby Nasution mengungkapkan bahwa tingkat backlog perumahan di Sumatera Utara masih tergolong tinggi, mencapai 938.217 rumah tangga yang belum memiliki tempat tinggal tetap.
"Masih banyak masyarakat kita yang belum memiliki rumah layak huni. Tambahan kuota program 3 Juta Rumah ini menjadi dorongan besar agar semakin banyak warga Sumut yang bisa menikmati hunian yang layak dan terjangkau," pungkas Bobby.
(rea/rir)