Jakarta, CNN Indonesia --
Insiden pencurian di Museum Louvre, Paris, Prancis, pada Minggu (19/10) siang waktu setempat kembali menyoroti kelemahan sistem keamanan salah satu destinasi seni paling fenomenal di dunia.
Perampokan yang terjadi pada siang hari bolong ini dilaporkan hanya memakan waktu 7 menit, mengakibatkan museum kehilangan delapan koleksi berharga.
Dengan koleksi mencapai 35 ribu karya seni dan luas area 72.000 meter persegi, insiden ini menjadi tamparan keras bagi manajemen keamanan Louvre yang dinilai sudah seharusnya diperbaiki secara signifikan setelah berulang kali kecurian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir France24, masalah keamanan museum ini telah menjadi sorotan lama, bahkan sempat memicu audit oleh kepolisian. Peristiwa terbaru menegaskan bahwa perlindungan terhadap ribuan karya seni legendaris tersebut tidak selalu ketat, dan celah ini dimanfaatkan oleh para pencuri.
Pencurian di Museum Louvre bukanlah hal baru. Jauh sebelum insiden terakhir, mantan Direktur Museum Louvre, Pierre Rosenberg, pernah memperingatkan tentang sistem keamanan yang rapuh, terutama setelah pencurian lukisan karya Camille Corot pada siang hari di tahun 1998.
Masalah keamanan ini telah menghantui museum sejak dibuka kembali pasca Perang Dunia II. Beberapa catatan sejarah yang mencengangkan meliputi:
- 1966: Pencurian perhiasan antik saat transit dari peminjaman di Virginia, yang kemudian ditemukan dalam kantong belanjaan di New York.
- 1976 (Desember): Pria bertopeng mencuri pedang Raja Prancis Charles X bertatahkan permata yang hingga kini belum ditemukan.
- 1990: Pencuri memotong lukisan kecil karya Renoir dari bingkainya di siang hari, bersamaan dengan 12 perhiasan Romawi kuno dan lukisan lainnya. Lima tahun kemudian, dua benda dicuri hanya dalam satu minggu.
Menanggapi kejadian terbaru, Direktur Louvre saat ini, Laurence des Cars, telah meminta Kepolisian Paris untuk kembali melakukan audit keamanan.
Hal ini menambah daftar insiden serius setelah hilangnya lukisan Camille Corot (1998) dan baju zirah era Renaisans Italia (2021).
Ironisnya, di tengah lonjakan jumlah pengunjung, serikat pekerja mengungkapkan bahwa Museum Louvre justru melakukan pengurangan staf keamanan dalam beberapa tahun terakhir.
Sebuah sumber serikat pekerja menyebutkan bahwa sekitar 200 posisi penuh waktu telah dikurangi selama 15 tahun terakhir. Pada pertengahan Juni 2025, staf museum bahkan sempat melakukan aksi mogok singkat untuk memprotes kekurangan tenaga kerja yang menghambat tugas pengamanan.
Rencana Revitalisasi Keamanan
Menanggapi tragedi ini, Kementerian Kebudayaan mengumumkan bahwa langkah-langkah keamanan akan ditingkatkan dengan pemasangan kamera generasi baru.
Peningkatan keamanan ini merupakan bagian dari proyek renovasi besar Museum Louvre yang diumumkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, menelan biaya hingga USD930 juta atau sekitar Rp15,4 triliun.
Proyek ini mencakup pembangunan pintu masuk baru pada tahun 2031 untuk mengurangi kepadatan di piramida kaca bersejarah, serta pembangunan ruang pameran khusus untuk lukisan Mona Lisa.
(wiw)