Misteri Eks Pimpinan KPK yang Bilang 'Siapa Berani Tersangkakan Hasto'

3 hours ago 2
Jakarta -

Penyelidik KPK buka-bukaan mengungkap momen saat KPK melakukan ekspose kasus suap Harun Masiku pada tahun 2020 lalu dalam sidang Hasto Kristiyanto. Di momen ekspose itu ternyata ada pernyataan pimpinan KPK yang mengatakan 'siapa berani mentersangkakan Hasto'.

Penyelidik KPK itu adalah Arif Budi Raharjo. Arif menceritakan momen itu ketika bersaksi sebagai saksi kasus dugaan perintangan penyidikan terdakwa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (16/5).

Awalnya, jaksa KPK Takdir Suhan yang lebih dulu meminta Arif mengingat momen ekspose kasus suap Harun Masiku pada 9 Januari 2020. Dari situ terungkap pernyataan pimpinan KPK itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di momen ekspose (kasus) ini, kembali lagi terlalu banyak berita simpang siur dan sebagainya. Kami butuh penegasan pada saat ekspose tadi, Saksi pun sudah menyatakan siapa-siapa pihak yang ada di ekspose. Naik di tanggal 9 (Januari 2020) ya. Seingat Saksi, apakah ada statement 'siapa yang berani Hasto tersangka'," ucap Jaksa Takdir.

"Walaupun faktualnya saat ini terdakwa sudah ada di sini, cuma kami butuh penegasan bahwa ini menjadi isu yang ke mana-mana supaya menjadi fakta, semua tahu bahwa saksi ada di situ. Bisa tolong disampaikan?" sambung dia.

Arif pun memberi penjelasan terkait momen itu. Arif mengungkapkan pimpinan KPK yang menyampaikan pernyataan itu ialah Plt Ketua KPK Nawawi Pomolango, tetapi saat itu KPK masih dipimpin Firli Bahuri, Nawawi saat itu bertugas sebagai Plt karena menggantikan Firli yang sedang berada di luar kota.

"Jadi menjelang, setelah kami membacakan kesimpulan dari ekspose dan kemudian pimpinan mengomentari apa hasil dari penyelidikan kami. Sebelum ditutup, pada saat itu, karena Pak Firli itu sedang berada di luar kota, Plt atau pengganti ketua pada saat itu, itu memberikan statement seperti yang Bapak sampaikan tadi, 'siapa yang berani mentersangkakan Saudara Hasto', itu sebelum ekspose ditutup," ujar Arif.

Sprinlidik Harun Masiku di Kader PDIP

Terdakwa kasus dugaan perintangan penyidikan kasus korupsi Harun Masiku dan pemberian suap, Hasto Kristiyanto (kiri) berjalan keluar saat sidang diskors di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (8/5/2025). Sidang tersebut beragendakan mendengarkan keterangan dua orang saksi yaitu staf pribadi Hasto Kristiyanto, Kusnadi dan petugas keamanan Kantor DPP PDI Perjuangan Nur Hasan. ANTARA FOTO/Fauzan Foto: Ari Saputra

Lebih lanjut, dalam persidangan ini juga terungkap mengenai bocornya surat perintah penyelidikan (sprinlidik) kasus suap Harun Masiku. Arif mengaku heran mengapa sprinlidik itu berada di tangan kader PDIP, dia juga mengaku sampai diperiksa oleh Dewan Pengawas KPK terkait hal itu.

"Ini sempat muncul di media, dibawa oleh salah satu politisi masuk di suatu talkshow tapi bahwa bisa dijamin dokumen-dokumen itu memang kembali lagi sifatnya rahasia ya saksi? Karena bisa dicek lah di media, di google ini ada salah satu politisi heboh-heboh memperlihatkan kepada publik bahwa sprinlid yang dilakukan oleh tim, saksi dan tim ini, kok bisa ke mana-mana? Bisa muncul?" tanya jaksa KPK.

"Padahal faktualnya itu, apakah demikian yang saksi juga sempat baca bahwa, bisa saksi tegaskan bahwa sprinlid yang saksi pegang itu memang hanya untuk kebutuhan tugas dan tidak disebarluaskan untuk khalayak umum?" tambahnya.

Arif kemudian memberikan penjelasan dan mengatakan sempat diperiksa Dewas terkait hal tersebut. Dia mengatakan dirinya sendiri yang menyiapkan sprinlidik tersebut dan selalu membawanya.

"Betul bapak, jadi perlu saya sampaikan bahwa terkait dengan sprin lid itu, ketika muncul di media itu saya sempat diperiksa oleh Dewas. Di situ saya sampaikan bahwa yang menyiapkan dari awal untuk sprin lid, sprin gas, semua dokumen-dokuken itu saya sendiri. Jadi saya packing dengan clear view, itu ada mereknya juga. Dan itu saya bawa ke mobil, itu saya tempat kan di, saya selalu duduk di belakang sopir. Itu saya tempatkan di depan. Jadi kalau misalkan nanti terjadi OTT itu bisa langsung saya bawa, saya nggak bawa di tas, saya tempatkan di situ," ujar Arif.

Arif curiga sprinlidik itu diambil tanpa sepengetahuannya. Tak lama setelah itu, Arif mengatakan muncul pemberitaan kader PDIP yang memperlihatkan sprinlidik itu ke publik dalam sebuah acara talkshow.

"Nah, ketika kemudian sprind lid itu ada di meja pada saat kami dilakukan pengamanan oleh tim eks KPK itu, saya tahu bahwa ini diambil tanpa sepengetahuan kami. Nah, kemudian, selesai kami melakukan ekspose untuk kasus itu dan naik ke penyidikan, nggak berapa lama, ada pemberitaan salah seorang dari kader PDIP, kemudian di dalam talkshow yang bapak sampaikan tadi menyampaikan mengibas-ngibaskan sprinlidik," kata Arif.

"Pada saat itu saya mengenali, bahwa yang dia kibas-kibaskan itu masih ada tertera di situ merek clear view yang dipakai untuk melindungi sprin-lid itu. Tapi ini masih dugaan saya bahwa malam itu memang saya melihat dari anggota di PTIK, karena ini ada dua, tapi saya nggak tahu apakah mereka berbagi dengan tim yang dibawa oleh eks penyidik itu, tapi mereka melakukan foto. Waktu mereka ngambil saya lihat, mereka memfoto sprinlidik itu," imbuhnya.

Arif mengatakan sudah menyampaikan cerita dan kecurigaan itu ke Dewas. Dia mengaku tak tahu bagaimana sprinlidik itu bisa dimiliki kader PDIP hingga ditampilkan ke publik.

"Nah, itu saya sampaikan kepada anggota Dewas pada saat itu, bahwa saya mengenali, itu yang ditunjukan itu adalah sprinlidik yang saya bawa pada saat itu. Saya nggak tahu bagaimana ceritanya, seorang, mungkin kader ya dari partai, dia memperlihatkan di hadapaan publik. Saya juga nggak tahu itu motifnya apa, tapi yang jelas, di kami itu ada keterikatan, ada hubungan lah," ujar Arif.

(zap/dhn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial