Menko Airlangga Sebut BRICS Berkomitmen Perkuat Multilateralisme

5 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7).

Forum internasional ini mengusung tema "Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance".

Dalam keterangan pers usai menghadiri KTT tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam BRICS memiliki peran strategis yang cukup signifikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum mengalami perluasan keanggotaan, BRICS memiliki representasi sekitar 34% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) global dengan nilai sebesar US$28 triliun.

Setelah bergabungnya Indonesia bersama negara-negara anggota baru lainnya, BRICS hingga kini telah mencakup 40% dari PDB dunia dan merepresentasikan sekitar 56% populasi global.

"Jadi ini ekonominya terus bertambah, dan kalau kita lihat berdasarkan purchasing power parity, ini juga BRICS itu sudah lebih tinggi daripada G7," kata Airlangga dikutip Senin (7/7).

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa Presiden menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mendukung perdamaian dunia melalui pendekatan multilateralisme serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional.

Presiden juga menyatakan penolakan terhadap perang dan penggunaan standar ganda dalam tatanan global, serta mendorong reformasi sistem multilateral dan peningkatan keterwakilan negara-negara Global South dalam tata kelola global, khususnya pada institusi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Bapak Presiden juga menegaskan menolak perang dan juga penggunaan standar ganda. Dan Bapak Presiden sejalan dengan hampir dari seluruh peserta mendorong reformasi multilateral dan keterwakilan global south dalam tata kelola global, khususnya dalam institusi seperti PBB dan didorong agar kepemimpinan BRICS dapat mendorong kepemimpinan multilateral yang lebih adil," kaya Airlangga.

Selanjutnya, Presiden menyampaikan harapan agar kepemimpinan BRICS dapat menjadi katalis dalam menciptakan multilateralisme yang lebih adil.

Selain itu, Presiden juga menegaskan dukungan terhadap Palestina dan secara khusus mengangkat pentingnya Bandung Spirit untuk dapat dilanjutkan dalam forum BRICS tersebut.

"Bapak Presiden menegaskan hubungan terhadap Palestina dan secara khusus untuk mengingatkan Bandung Spirit agar bisa dibawa dalam forum, dilanjutkan dalam forum BRICS tersebut," ujar Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menekankan bahwa Presiden menyoroti urgensi untuk menghidupkan kembali multilateralisme di tengah konstelasi global yang semakin multipolar.

Presiden turut mendorong peningkatan kerja sama ekonomi diantara negara-negara Global South serta optimalisasi pemanfaatan peran New Development Bank (NDB).

"Ini kemitraan ekonomi negara berkembang menjadi sangat penting dan diharapkan bahwa pemanfaatan dari New Development Bank bisa ditingkatkan," kata Airlangga.

"Kita tahu bahwa dilaporkan tadi dalam New Development Bank itu ada beberapa proyek yang sedang ditangani, antara lain clean energy project, kemudian infrastruktur, kemudian juga beberapa proyek yang terkait dengan sustainability dan green. Saat sekarang ditangani 120 proyek dan nilainya sekitar
39 bilion," ujar Airlangga.

Di samping itu, Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk berpartisipasi secara aktif dalam NDB tersebut.

Keterlibatan dalam NDB dinilai strategis guna membuka akses pembiayaan pembangunan yang mendukung agenda transformasi hijau dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pertemuan tingkat tinggi BRICS tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis yang tertuang dalam Leaders' Declaration, yakni komitmen untuk memperkuat multilateralisme dan mendorong reformasi tata kelola global.

Selanjutnya, promosi perdamaian dan keamanan internasional, stabilitas global, serta pendalaman kerja sama ekonomi, perdagangan, dan keuangan internasional, perubahan iklim dan pengembangan pembangunan berkelanjutan yang adil dan inklusif, serta penguatan kemitraan untuk memajukan pembangunan manusia, sosial, dan budaya.

"Kemudian outcomes daripada pertemuan tadi, salah satunya adalah Leaders' Declaration dan dalam Leaders' Declaration itu ada beberapa poin yang terkait dengan penguatan multilateralisme dan reform daripada global governance," ujarnya.

Kedua, menjadi penting bagi Indonesia di tengah ketidakpastian karena memiliki BRICS yang diharapkan bisa menyerap pasar dari produk-produk Indonesia. emudian yang ketiga tentu terkait dengan climate change dan promoting sustainable, yang fair and inclusive development.

"Yang keempat adalah partnership for promotion, human, social, and cultural development. Nah itu outcome dari leaders declaration," kata Airlangga.

(inh)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial