Maskapai Batalkan Ribuan Penerbangan, Bandara di India Chaos

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Ribuan penerbangan maskapai terbesar India, IndiGo, telah dibatalkan akibat krisis pilot yang mengacaukan perjalanan udara pada musim liburan di negara berpenduduk terbanyak di dunia.

Sejak 2 Desember, IndiGo, yang mengoperasikan 2.200 penerbangan per hari, terpaksa membatalkan sekitar 3.400 penerbangan. Ini merupakan krisis terburuk dalam 20 tahun operasi, seperti dikutip Al Jazeera.

Lebih dari 1.600 penerbangan dibatalkan pada Jumat (5/12). Sehari setelahnya, lebih dari 700 penerbangan dibatalkan, diikuti sekitar 650 penerbangan pada Minggu (7/12). Hingga Senin (8/12), sekitar 400 penerbangan telah dibatalkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gangguan penerbangan itu terjadi di sejumlah kota besar seperti New Delhi, Mumbai, Ahmedabad, dan Hyderabad, membuat ribuan penumpang terlantar.

Maskapai menyatakan operasional akan kembali normal pada 15 Desember.

Gangguan penerbangan itu memicu protes besar. IndiGo menguasai 65 persen pangsa pasar, dampaknya terhadap perjalanan dan harga tiket signifikan, hingga pemerintah terpaksa turun tangan dan menetapkan batas tarif domestik.

Bersama Air India, IndiGo menguasai 92 persen pangsa pasar. IndiGo juga satu-satunya maskapai yang melayani berbagai kota kecil seperti Shillong, Kolhapur, Prayagraj, Agra dan Deogarh, sehingga memonopoli di rute-rute itu.

Sebelumnya pada awal 2024, pemerintah India memberlakukan regulasi Flight Duty Time Limitations (FDTL) untuk memperbaiki pengaturan jam kerja, waktu istirahat, dan manajemen kelelahan pilot.

Aturan ini menurunkan batas maksimum jam kerja harian dan memperketat ketentuan istirahat pilot agar mendekati standar internasional.

Mulai 1 November, terdapat aturan baru seperti, batasan jam terbang malam maksimal 10 jam, mengirim laporan kelelahan pilot setiap tiga bulan kepada DGCA, pilot wajib istirahat mingguan 48 jam, dan membatasi jumlah pendaratan tengah malam dan dini hari dua kali seminggu.

Regulasi itu juga ditetapkan untuk mengurangi kelelahan pilot dan meningkatkan keselamatan penerbangan dengan menyelaraskan aturan India dengan standar global yang dikeluarkan ICAO dan EASA.

Aturan itu muncul setelah bertahun-tahun tuntutan dari serikat pilot seperti ALPA yang mengkhawatirkan risiko keselamatan dan dampak kesehatan akibat jam kerja panjang dan tidak teratur.

Namun, para ahli penerbangan dan serikat pilot menilai IndiGo kurang siap dan lalai menyesuaikan aturan.

Mantan CFO AirAsia Vijay Gopalan menyebut sikap IndiGo sangat santai dan tidak serius menghadapi perubahan regulasi.

Federation of Indian Pilots mengatakan IndiGo justru menghentikan rekrutmen, membuat kesepakatan anti-pembajakan tenaga, membekukan gaji pilot, serta melakukan perencanaan jangka pendek lain.

(rnp/dna)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial